Pendapat

Hj Hartini, SE: Masih Kurang Buku Bertema Sejarah dan Budaya Gowa

PENDAPAT

Diakui bahwa saat awal beliau menjadi pustakawan, beliau belum memahami dan mendalami tentang prosedur yang terdapat di perpustakaan. Maklum, beliau bukan Sarjana Ilmu Perpustakaan, Namun, justru itu menjadi tantangan tersendiri baginya. Beliau terus berusaha mencari cara, bagaimana perpustakaan dapat menarik siswa untuk datang berkunjung, dan bagaimana perpustakaan menjadi lebih baik dan kreatif ke depannya.

Hartini lalu melakukan pembenahan pengelolaan perpustakaan di sekolahnya. Salah satunya, dengan memperbaiki fasilitas penunjang, seperti membenahi meja, bangku, dan rak serta koleksi yang ada di perpustkaan sekolahnya. Saat jawaban dikirimkan ke saya, jumlah koleksi perpustakaan di SMP Negeri 2 Bontonompo sebanyak 1.234 judul, sedangkan jumlah bukunya sebanyak 1.868 eksemplar.

Diungkapkan bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi. Yaitu, kurangnya anggaran yang masuk di perpustakaan. Padahal, butuh sarana dan prasarana yang memadai untuk melengkapi ruang perpustakaan, khususnya komputer, AC, dan koleksi. Kemudian, kurang sadarnya siswa dalam merapikan buku setelah membaca. Juga masih kurangnya minat baca, serta minimnya jam untuk pemustaka berkunjung ke perpustakaan. Semua ini dipikirkan karena juga menjadi tanggung jawabnya sebagai pustakawan.

Sebagai pustakawan, beliau senang karena mendapat sejumlah pengalaman berharga. Misalnya, mendapat gelar Pustakawan, di mana beliau diutus Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan mengikuti Diklat Fungsional Calon Pustakawan Tingkat Ahli (CPTA) di Palu, Sulawesi Tengah, dengan anggaran dari Perpurnas RI.

Beliau berkesempatan mengikuti workhshop, Bimtek, dan seminar terkait perpustakaan yang diadakan oleh Perputakaan Provinsi. Juga pernah mendapat penghargaan dari Wali Kota Makassar sebagai peserta terbaik pada seminar dan beda buku.

Ada beberapa upaya yang dilakukan Hj Hartini untuk meningkatkan minat baca. Antara lain, memberikan buku-buku yang sesuai dengan kegemaran dan minat anak-anak. Memberikan motivasi dengan membuat kuis berhadiah sebagai apresiasi kepada siswa. Juga mengadakan diskusi di ruang perpustakaan, terutama terkait minat pemustaka.

Cara-cara kreatif dan inovatif memang perlu dilakukan untuk membudayakan kegemaran membaca. Beliau selalu mengisi waktu-waktu kosong di perpustakaan, dengan memberikan motivasi, bagaimana meningkatkan kegemaran membaca dan minat baca siswa.

Selain itu, beliau membuat jadwal rutin 2 kali kunjungan masuk ke perpustakaan setiap pekan. Lomba baca puisi dan lomba mengarang dilakukan juga setiap saat sebagai salah satu pendekatan. Juga mengadakan kegiatan membaca bersama seluruh warga sekolah, baik guru, pegawai dan siswa, pada setiap hari Sabtu.

Ada pula pembudayaan membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai, dan membentuk pojok baca, baik di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Bahkan, terkadang, beliau menularkan semangat literasi kepada masyarakat, membawa buku-buku untuk dibaca bersama. Untuk menambah kegembiraan, beliau menyediakan hadiah bagi yang bisa menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Previous page 1 2 3Next page

Berita Serupa

Back to top button