Oleh: Elifas Tomix Maspaitella (Pemerhati Sosial)
“Musti hidop bae-bae tagal katong seng tau apa jadi eso lusa” (=harus hidup baik, sebab kita tidak tahu apa yang kelak terjadi). “Su bagitu jang batimbang. Skali ika janji, musti pegang kuat, apalai janji par Huwa” (=bahkan jangan plin-plan. Sekali mengikat janji, harus berpegang teguh, apalagi berjanji kepada Tuhan).
“Su bagitu seng boleh takotang” (=maka tidak boleh takut). “Pegang janji yang dari Huwa, Antua pasti kasi” (=peganglah janji Tuhan, Ia akan memberi). “Jang kira Antua cuma maeng-maeng” (=jangan dikira Tuhan itu hanya bercanda). “Jadi tar boleh bimbang” (=jadi tidak boleh ragu/bimbang hati). “Kalu Antua janji kasi berkat, Antua kasi sungguh-sungguh” (=jika Ia menjanjikan berkat, Ia sungguh memberinya).
“Coba rekeng sa, apa yang Antua seng kasi?” (=cobalah hitunglah, apa yang tidak Ia beri?). “Biar deng susah-susah, biar mangkali musti tunggu lama, mar Antua kasi” (=walau dalam kesulitan, walau harus lama menunggu, tetapi Ia memberi).
“Mangkali orang lia akang seng pas di dong otak” (=mungkin mereka menganggap itu tidak masuk akal) “mar kalu Huwa bertitah, smua gnap” (=tetapi jika Tuhan sudah berfirman, semuanya jadi). “Mangkali orang pikir parcuma” (=mungkin orang menganggap sia-sia/percuma) “mar kalu Antua yang ator, apa yang seng jadi?” (=Tetapi jika Tuhan yang mengatur, apa yang tidak terjadi).
“Jadi pegang Huwa pung janjiang” (=berpeganglah pada janji Tuhan) “la hidop sa iko Antua pung mau” (=dan hiduplah sesuai kehendakNya).
Jumat, 6 Agustus 2021
Pastori Ketua Sinode GPM Jln Kapitang Telukabessy-Ambon
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi