potretmaluku.id – Gempabumi tektonik M7,9 kembali mengguncang wilayah Pantai Utara Maluku Barat Daya (MBD) Provinsi Maluku pada pukul 00.47.34 WIB, Selasa, (10/1/2023).
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono menjelaskan, berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan, gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M7,5.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,37° LS ; 130,23° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 Km arah Barat Laut Maluku Tenggara Barat (MTB) Maluku pada kedalaman 130 km.
Dia menyebutkan, Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault l),” kata Daryono lewat rilis yang diterima potretmaluku.id pada Selasa (10/1/2023).
Menurutnya, gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), daerah Dobo, Tiakur IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi l).
Getaran juga dirasakan di daerah Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Waijelu, Lembata dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Kairatu, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Sabu, Rote, Ende, Amarasi Selatan, Kota Kupang dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah.Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Sementara di daerah Ambon dan Piru II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini berpotensi tsunami, dengan tingkat ancaman siaga di Maluku Tengah, Kepulauan Maluku Tenggara, MTB, Pulau Yamdena dan Kota-Ambon,” jelasnya.
Selanjutnya, daerah dengan tingkat ancaman waspada itu yakni di Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat, Buru, Wakatobi, Kendari Pulau Watulumango, Kepulauan Kendari, Konawe Bagian Selatan, Kota-Kendari dan Kendari.
“Hingga pukul 02.37 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 3 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo M5,5 M4,8 dan M4,5,” jelas Daryono.
Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
Pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota yang berada pada status “Siaga” dan “Waspada” juga diharapkan memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.
“BMKG terus memantau data ketinggian tsunami pada wilayah yang berpotensi terdampak dan akan menyampaikan pemutakhiran informasi,” tandasnya. (HAS)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi