Puisi

Ambon, Banda, dan Batavia 1619-1756:

Ambon, Banda, dan Batavia 1619-1756:

Biji lada, cengkeh, dan biji pala
Telah menghangatkan tubuh orang-orang di Eropa
Sementara sebagai gantinya
Mereka memberikan biji-biji besi panas
kepada orang-orang di Hindia.

2012

 

Sulawesi Selatan, 1950:

Mungkin jumlah orang yang tergeletak di hadapan Westerling
belum sebanding
Dengan mayit orang Banda dan Manipa-Ambon yang bertumpuk
Di hadapan mata Coen dan de Vlaming.

2012

 

Ternate dan Tidore, 2000-2004:

Berabad-abad Pulau-Pulau, seperti tertidur tengkurap
Di atas bulu-bulu permadani biru.
Waktu mentari meninggi, mereka bagai punggung kura-kura mati
Yang malas beranjak dari tempatnya.
Kabut sepertinya sengaja menutupi tubuh Gamalama
Yang menyimpan misteri cinta bagi pengelana
Yang sempat pulas di pelukannya.
Di sini:
Pernah tinggal selama sebulan di tahun 1521
Juan Sebastian de Elcano.
Berlabuh menunggu kapal penuh.
Sudah berabad-abad, Lisabon, Madrid, dan Barcelona
Jadi kota istana.
Mungkin juga berkat mereka
Yang meninggalkan sisa tapaknya pada puing benteng:
Di Kalamata
Castela
San Pedro
Dan di Tulako
Sudah berabad-abad, pulau-pulau tertidur, seperti penghuninya
Waktu mentari ingin menutup diri
Mereka tetap tak beranjak dari tempatnya,
Seperti pura-pura mati.

2012

 

Catatan:
Ketiga sajak di atas diambil dari buku sajak: Post Kolonial dan Wisata Sejarah (2012)

IMG 20210313 WA0011

Sajak oleh: Zeffry Alkatiri
Seniman sekaligus akademikus. Namanya tercatat sebagai salah satu pengajar dan peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button