AmboinaMaluku

Abaikan Poin Rekonsiliasi Warga Kei dan Kailolo, KNPI Nilai Bodewin Wattimena Gagal Jadi Pimpinan di Ambon

potretmaluku.id – Penjabat Walikota Ambon, Bodewin M. Wattimena terkesan mengabaikan dan membiarkan konflik antar kelompok warga Kei dan Kailolo di kawasan Stain terus berkepanjangan.

Konflik antar dua kelompok warga itu awalnya terjadi di Tahun 2022 silam. Sejak itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon telah memediasi mendamaikan kedua belah pihak lewat rekonsiliasi perdamaian.

Upaya rekonsiliasi perdamaian warga Kei dan Kailolo di Kota Ambon itu dilaksanakan di ruang Vlissingen Balai Kota Ambon pada (22/11/2022) silam. Dalam pertemuan itu, mereka bersepakat untuk damai, dengan menandatangani poin-poin kesepakatan yang dibangun bersama.

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Ambon, Salahudin Hamid Fakaubun mengatakan, ada sebanyak poin kesepakatan yang dilahirkan dalam rekonsiliasi pada Tahun 2022 itu.l

Enam poin kesepakatan rekonsiliasi itu telah disepakati dalam rapat koordinasi dan rekonsiliasi perdamaian antar kedua kelompok warga yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot).

Dari enam poin tersebut, dua diantarnya adalah menghidupkan kembali pangkalan ojek bersama, serta pembangunan pos keamanan di wilayah IAIN yang dirangkap sebagai Balai Komunikasi Polisi Masyarakat (BKPM), guna menghindari potensi konflik di sekitar kampus IAIN.

“Dua point ini sampai hari ini tidak satu pun yang terealisasi, baik itu perbaikan pangkalan ojek maupun pembangunan balai komunikasi masyarakat,” ungkap Hamid kepada potretmaluku.id, Rabu (22/5/2024).

Menurutnya, hal-hal itulah yang menjadi dasar sehingga Pj. Walikota Ambon, Bodewin M. Wattimena solah tidak serius dan gagal dalam menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di Kota Ambon.

Tak hanya itu, lanjut Hamid, juga membuktikan dan mempertegas bahwa Bodewin Wattimena gagal dalam memimpin Kota Ambon selama menjadi Penjabat Walikota.

“Hemat kami, jika penjabat Walikota Ambon dari tahun 2022 memiliki niat dan itikad baik untuk menjalankan dua poin tersebut, maka kami yakin konflik antar kelompok di kawasan Stain tidak akan terjadi lagi,” tutur dia.

Selaku elemen pemuda, Hamid berharap warga Kei dan Kailolo terutama anak-anak muda dapat berperan sebagai katalisator perdamaian dalam konflik ini, dan bukan menjadi provokator untuk memperkeruh suasana konflik antar kedua kelompok.

“Mari kita menyebarkan pesan-pesan perdamaian hari-hari ini lewat sosial media kita. Mari perangi dan lawan isu-isu provokatif yang sifatnya mengadu domba sesama kita orang basudara,” seru Hamid. (HAS)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button