Pendapat

We All The Indonesian People

Sistem one man one vote (satu orang satu suara) yang digunakan pada Pemilu menjadikan Jawa wilayah penentu kemenangan bagi para peserta Pemilu. Jawa dijadikan basis dan wilayah tarung utama dalam mendulang suara sebanyak mungkin.

Pada kontestasi elektoral Pilpres sebelumnya, kandidat yang bisa unggul pada dua provinsi di Jawa dengan signifikan, dipastikan bisa memenangkan Pemilu. Hal itu yang membuat Jawa menjadi incaran utama para kontestan Pemilu. (Poltraciking Indonesia, 2022).

Selanjutnya kembali lagi kepada status di akun facebook saya tersebut, dimana dikomentari dengan sedikit nada provokatif oleh salah satu nitizen. Ia mengatakan dalam bahasa Melayu Ambon : ”berarti katong di Maluku jang iko pemilihan presiden lai abang..e.”.

Saya lantas meresponsnya dengan mengatakan dalam bahasa yang sejuk : ”warga Maluku punya pilihan figur capres-cawapres sudah ada, pastinya dong ikut. Kedepan dalam Pilpres berikutnya manajamen konfliknya harus bagus dengan isu kebhinekaan biar Indonesia tetap solid.”

Maksud komentar saya tersebut, agar pada Pilpres-Pilwapres di tahun 2029 mendatang partai politik, figur pasangan Capres-Cawapres, tim pemenangan, dan lembaga survei, yang berkepentingan langsung dalam proses penggalangan suara pemilih tidak perlu memberikan dikotomi pemilih Jawa dan pemilih luar Pulau Jawa.

Model penggalangan suara yang cenderung Jawa sentris tersebut, tentu akan berdampak rill pada kecemburuan dimana para pemilih luar Pulau Jawa beranggapan mereka tidak diperhitungkan sama sekali.

Tentu kecemburan itu akan berdampak negatif terhadap perilaku politik (political behavior) mereka, untuk bersikap apatis dengan tidak memilih para figur Capres-Cawapres pada Pilpres-Pilwapres.

Apalagi kondisi ini didukung dengan tidak terakomodirnya figur Capres-Cawapres luar Pulau Jawa dalam formasi pasangan tersebut, yang populer disebut politik repsesentasi, maka alternatif buruknya sikap apatis para pemilih luar Jawa itu, akan bertransformasi menjadi perilaku golput, yang sifatnya ideologis dimana mereka tidak memilih Capres-Cawapres pada Pilpres-Pilwapres.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Previous page 1 2 3Next page

Berita Serupa

Back to top button