Azis Tunny Ajak Pelaku Usaha di Maluku “Melek” Pasar Modal
potretmaluku.id – Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Maluku, M. Azis Tunny mengajak para pelaku usaha di Maluku untuk “melek” atau memiliki literasi yang cukup terkait pasar modal.
Hal itu disampaikan saat membuka diskusi webinar bertemakan “Capital Market Opportunity – A Bright Opportunity to Reach Financial Freedom” kerjasama antara BPD HIPMI Maluku dan BPD HIPMI Gorontalo, Kamis kemarin.
Kegiatan diskusi tematik itu menghadirkan Ketum BPD HIPMI Provinsi Gonrontalo, Chiko Uno, dan para narasumber yakni Kepala Kantor PT. Bursa Efek Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara, Mario Iroth, dan Head of Equity Phintraco Sekuritas, Andre Mahardika.
Kata Azis, informasi pasar modal masih sangat minim dan kurang familiar di Indonesia timur, termasuk Maluku. Padahal banyak instrumen keuangan yang tersedia di pasar modal.
“Selain dapat menjadi peluang investasi, fasilitas di pasar modal juga bisa untuk peningkatan kapasitas bisnis melalui alternatif pembiayaan,” kata Azis.
Menurutnya, banyak manfaat yang dapat diperoleh pelaku usaha jika perusahaannya termasuk UMKM bisa “go-public” atau IPO (initial public offering).
Keuntungan itu diantaranya, memperoleh sumber pendanaan baru sebagai sarana pendanaan jangka panjang, meningkatkan nilai perusahaan, meningkatkan citra perusahaan, peningkatan kepatuhan good corporate governance, kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usaha, serta kepercayaan perbankan juga akan meningkat.
Kata dia, kebanyakan perusahaan di daerah masih fokus mencari pendanaan melalui kredit bank dalam mengembangkan usahanya atau modal kerja. Pelaku usaha di daerah juga berasumsi bahwa pasar modal hanya wadah untuk perusahaan dan investor besar.
“Padahal sebaliknya, pasar modal merupakan sarana untuk memperoleh pendanaan dengan akses yang mudah dan murah,” katanya.
Selain mengajak perusahaan di daerah untuk bisa go public, Azis menyebut, pelaku usaha yang memiliki dana lebih juga bisa ikut berinvestasi di pasar modal, karena terbuka peluang bisnis yang besar di pasar modal seperti pembelian saham.
Potensi Indonesia dalam perdagangan saham sangatlah besar karena populasi penduduk banyak dan akan ada bonus demografi. Kemudian adanya kebijakan ekonomi, serta tingginya pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan ekonomi global.
“Saya sangat berharap agar pelaku usaha di Maluku juga melek dan punya literasi yang cukup terkait pasar modal,” ujar Azis.
Kata Azis, pihaknya akan merancang program sosialisasi dan coaching clinic dengan tujuan mengedukasi para pelaku usaha di Maluku, terkait pentingnya perusahaan untuk go-public, dan terbukanya peluang berinvestasi di pasar modal Indonesia.
“Tujuannya untuk dapat mengedukasi para pelaku usaha di Maluku lebih banyak lagi, dan dapat memberikan dampak positif untuk daerah dalam membangun Indonesia melalui peningkatan jumlah investor domestik dan peningkatan perusahaan go-public,” tandasnya. (HAS)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi