Kepulauan TanimbarKota TualSeram Bagian Timur

Waka Komisi III DPRD Maluku Sebut Pemsimas di Kei Gagal

potretmaluku.id – Wakil Ketua Komisi III DPRD Maluku, Saudah Tuankotta-Tethol menilai Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang dilaksanakan di Kepulauan Kei, tidak ada yang beres alias gagal.

“Seluruh air bersih Pamsimas di Kei tidak ada yang beres. Pamsimas di Kei gagal,” tegasnya, terkait salah satu program andalan nasional yang diniatkan untuk meningkatkan akses penduduk pedesaan dan pinggiran kota terhadap fasilitas air minum dan sanitasi, dalam rangka pencapaian target Akses Universal Air Minum dan Sanitasi ini.

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pelayanan air minum dan sanitasi telah menjadi urusan wajib Pemerintah. Program Pamsimas berperan mendukung kapasitas Pemerintah Daerah dalam menyediakan layanan air minum dan sanitasi yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi masyarakat.

Sayangnya kehadiran Pamsimas di Provinsi Maluku, belum dirasakan secara maksimal oleh masyarakat di daerah ini, termasuk di Kepulauan Kei.

Hal senada juga disampaikan anggota Komisi III DPRD Maluku Fauzan Alkatiri, yang mengungkapkan bahwa terdapat 5 titik program Pamsimas di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang rusak.

“5 Titik Pamsimas rusak,” ujar Fauzan, yang sayangnua tidak menjelaskan secara detail kelima titik program Pamsimas yang dinilainya rusak ini.

Menanggapi hal tersebut, Donni Perwakilan dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah (PPW) Maluku menjelaskan, program Pamsimas dilakukan berbagai tahapan mulai dari verifikasi bersama pemerintah daerah setempat, survei lokasi langsung dengan masyarakat, termasuk sosialisasi.

Bahkan program yang sudah selesai dikerjakan, kata Doni diserahkan kepada masyarakat untuk mengelola secara langsung.

“Jadi pekerjaan sudah selesai dan serah terima serahkan untuk masyarakat mengelolannya langsung, jadi tanggung jawabnya di masyarakat,” tandasnya.

Dia mencontohkan, program air bersih di Bomaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, program sudah 100 persen, namun tidak dikelola dengan baik oleh masyarakat.

“Kenapa masyarakat tidak bisa menikmati secara full, karena mereka tidak membersihkan atau mengeruk sampah, sehingga air bisa mengalir. Jadi terpulang dari masyarakat, kalau dikelola dengan baik, tetap program dirasakan baik juga oleh masyarakat,” pungkasnya.(*/TIA)

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button