Tantangan Bukanlah Satu Penghalang
CERITA-CERITA TERBAIK PERUBAHAN PERILAKU
Selama di posune para gadis yang sedang pinamou hanya dibekali dengan bambu untuk tempat tidur, kain sarung, piring yang dibuat dari daun sagu, dan batu tungku untuk memasak. Selama di Posune, mereka tidak diperolehkan keluar rumah, meskipun ke rumah orang tuanya. Mereka hanya boleh memakan makanan kering dan tidak berkuah. Setelah masa pinamou selesai, maka akan dilakukan upacara adat berkeliling negeri untuk menunjukkan bahwa gadis tersebut sudah dewasa dan siap untuk menikah.
Dalam ritual kelahiran, informasi kelahiran bayi di posune hanya diberitahukan kepada ibu-ibu (perempuan yang sudah kawin). Mereka akan dengan sukarela membantu melayani di bawah pimpinan irihitipua atau bidan desa. Suami atau laki-laki lain dalam keluarga tidak diperkenankan mendekat.
Kelahiran bayi adalah hal yang istimewa karena merupakan permulaan generasi baru. Pada hari ke delapan bayi tersebut akan diambil oleh saudara tertua dari pihak ibu (ukakie) dan diserahkan kepada irihitipua untuk dimandikan dan diberi pakaian ganti. Selanjutnya ukakie membawanya kembali ke posune untuk diturunkan ke atas tanah sebagai simbol tempat hidup dan sumber kehidupan. Kemudian, bayi dibawa ke rumah keluarga untuk diserahkan kepada bapak dan diperkenalkan kepada kerabat dalam perayaan makan bersama dan tarian mako-mako.
Saat melakukan edukasi ke masyarakat yang masih tradisional, salah satu hambatan utama ialah masih banyak yang termakan isu hoaks “apabila melakukan vaksinasi akan meninggal dunia”. Selain itu, ada juga masyarakat yang mempunyai penyakit bawaan seperti asam urat dan jantung.
Baca Juga: Sepenggal Kisah Pejuang yang Lahir dari Kader Posyandu
“Proses edukasi saya lakukan dengan memberikan contoh bahwa dia sendiri sudah divaksin dan tetap sehat,” ujar Restalina. Menurut dia, edukasi perubahan perilaku merupakan proses panjang, sehingga wajar apabila ada masyarakat yang menerima dan belum menerima vaksin.
Kondisi ini tidak lantas membuatnya menyerah. Restalina terus melakukan edukasi perubahan perilaku melalui kerjasama dengan sejumlah pihak. Menurutnya, Kepala Dusun Bonara sangat mendukungnya dalam melakukan edukasi perubahan perilaku dalam menangkal hoaks COVID-19. Pihak lain yang bekerjasama dengan erat adalah sesama kader, Ny Pianniti Nahatuewe, yang berasal Suku Naulu di Dusun Bonara.
“Saya sering meminta bantuan untuk berkomunikasi dengan masyarakat setempat,” tambahnya.
Strategi lain yang ditempuhnya adalah memperluas topik edukasi hingga mencakup promosi hidup sehat secara luas seperti MCK, fasilitas air bersih, dan pola hidup bersih sehat (PHBS). Desa telah membangun dua WC umum, untuk laki-laki dan perempuan, sehingga saya mengajak mereka untuk menggunakan fasilitas tersebut. Warga diajak berhenti membuang hajat anak di selokan atau kolam pembuangan air limbah agar tidak menimbulkan polusi lingkungan.
“Saya juga menyarankan kepala dusun untuk berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan agar masyarakat disberikan sosislisasi terkait lingkungan besih dan sanitasi agar pola pemikiran masyarakat dapat dirubah secara perlahan lahan,” jelasnya.(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Tulisan-tulisan yang dipublikasi mulai hari ini, di potretmaluku.id dengan tajuk “Cerita-cerita Terbaik Perubahan Perilaku“, merupakan kerja sama dengan Yayasan Lingkar Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LAPPAN) Maluku, dengan dukungan dana UNICEF Perwakilan Makassar, memberikan gambaran komprehensif dari pengalaman para kader melakukan penjangkauan dengan tabaos (sebaran informasi) kepada masyarakat yang memberikan dampak yang sangat siginifikan.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi