AmboinaTelusur Sejarah

Sumur Tua dan Jejak Rumphius di Negeri Hila

potretmaluku.id – Georg Eberhard Rumphius merupakan seorang ahli botani asal Jerman yang terkenal akan karyanya Herbarium Amboinense.

Pria kelahiran 1 November 1627 itu bekerja di Vereenigde Oostindische Compagnie di Hindia Belanda. Dia dijuluki sebagai ilmuwan buta dari Ambon. Banyak karya dan kenangan ditinggalkannya.

Tokoh ahli botani Ambon ini terkenal dengan menuliskan temuannya dalam bahasa Latin untuk memastikan kehormatan ilmiahnya. Buku itu berjudul “Herbarium Amboinense” alias Herbal Ambon, yang berisi deskripsi lebih dari ratus spesies yang berbeda, dan hampir 700 ilustrasi.

Ia juga menulis tentang gempa yang meluluhlantakan Pulau Ambon pada 17 Februari 1674 sejarah di negeri-negeri adat di Jazirah Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dan serta fenomena yang terjadi di Pulau Ambon.

Rumphius tiba di Ambon pada 1654, ia tinggal di sana selama masa hidupnya. Pada 1660, ia telah dipromosikan menjadi “saudagar” dengan rumah yang elegan dan kapal dengan 40 pendayung.

Fasilitas itu memungkinkan dia untuk mulai dengan sungguh-sungguh mempelajari tanaman Ambon serta pulau-pulau sekitarnya. Ia meneliti dan menuliskan semua tanaman yang bisa ia temukan dari tanah Ambon, Indonesia.

Tujuan Rumphius bukanlah untuk mendapatkan ketenaran atau kekayaan, tetapi untuk berbagi pengetahuan akan kekayaan alam Ambon.

Rumphius pernah tinggal dan menetap di Negeri Hila, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Rumah tempat dia tinggal tidak jauh Benteng Amsterdam.

Salah satu jejaknya ialah sumur tua yang ditinggalkannya. Sayangnya, sumur yang terletak diantara Gereja Tua Immanuel dan Benteng Amsterdam itu luput dari dari perhatian pemerintah. Jejak Rumphius hingga saat ini masih terus ditelusuri oleh para penggemarnya dari berbagai negara.

Pada Kamis (19/10/2023), sejumlah wisatawan asing dari Belanda dan Francis mendatangi Negeri Hila untuk melihat dan memastikan jejak dan peninggalan Rumphius. Mereka diantaranya Hermann Strack, Ari de Young, dan Dr. C. J. Heij.

“Dii Ambon ada prasasti Rumphius, itu terletak di sudut halaman SMA Xaverius. Sedangkan di Hila ada sumur bekas Rumphius tinggal. Sayangnya, jejak ini tidak mendapat perhatian,” kata Hermann Strack saat diwawancarai potretmaluku.id.

Kata Hermann, Rumphius adalah seorang naturalis dan penulis terkenal yang dikenal dengan karyanya yang monumental, “Herbarium Amboinense”.

Karya ini berisi deskripsi rinci tanaman dan hewan yang ditemukannya di Pulau Ambon. Sayangnya, keberadaan sumur tua tempat ia bekerja itu tidak pernah diungkapkan secara luas.

“Hari ini baru kami lihat bentuk fisik sumurnya. Sangat bagus tapi banyak rumput yang tumbuh. Airnya juga sudah tidak ada. Baiknya itu diperhatikan,” katanya.

Menurutnya, sumur tua itu sangat penting, karena pernah menjadi tempat di mana Rumphius mencatat banyak temuannya. Dia menghabiskan waktu berjam-jam di sini, mengamati flora dan fauna unik Pulau Ambon.

Dia menyebut, sebelum Charles Darwin dikenal, nama Rumphius sudah dikenali di kalangan Eropa dengan penelitian hewan dan tumbuhan.

“Kami juga kesini untuk memastikan apakah jenis ikan dan tumbuhan yang ditemukan Rumphius masih ada atau sudah punah,” ujar Hermann.

Dikesempatan yang sama, M. Damir Lating, pengelola Benteng Amsterdam mengaku, sumur tua Rumphius harus diungkap ke publikasi agar mendapat perhatian.

Dengan begitu, akan bisa mengundang peneliti untuk menganalisis lebih lanjut serta memahami penemuan apa yang mungkin dilakukan Rumphius di sumur tersebut.

“Penemuan itu juga akan memberikan wawasan lebih dalam tentang warisan ilmiah dan penjelajahan Rumphius yang belum sepenuhnya diungkap,” tutur Damir Lating.

Kata dia, keberadaan sumur ilmuwan Rumphius yang luput dari publikasi itu menjadi tonggak penting dalam memahami sejarah penelitian alam di Indonesia dan memperingati peran penting Rumphius dalam ekspedisi ilmiah di abad ke-17.

“Kita harap pihak BPK Wilayah 20 Maluku Balai Pelestarian Kebudayaan bisa memberikan perhatian,” ungkapnya. (HAS)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button