INFO POSITIF
Memerangi covid-19 adalah pergumulan kita bersama. Karena itu kita bersyukur sudah ada vaksinasi. Saya adalah penerima vaksin CoronaVac Pertama di Provinsi Maluku (15 dan 29 Januari 2021).
Tetapi, setelah vaksin, saya sempat beberapa kali menjalani rapid antigen, dan yang pertama ketika akan bertamu ke kantor Gubernur Maluku, untuk audience persiapan pelaksanaan Sidang ke-38 Sinode GPM. Padahal saya telah divaksin lengkap.
Bekal informasi yang kami peroleh saat pelaksanaan vaksinasi nasional di Provinsi Maluku (15/1/2021) itu, bahwa dengan mengantongi sertifikat vaksin maka bila penerimanya menjadi pelaku perjalanan, ia tidak perlu dirapid lagi.
Baca Juga: Puluhan Wartawan di Ambon Divaksin, Ini Cerita Mereka yang Trauma Suntik
Tetapi informasi itu belum valid, sebab pagi tadi (18/3/2021) saya melapor ke Bandara Internasional Pattimura untuk maksud penerbangan ke Ternate, dengan menunjuk sertifikat vaksin, saya disuruh untuk melakukan tes rapid antigen.
Apa soalnya?
- Belum ada Surat Edaran dari Menteri Kesehatan tentang keberlakuan sertifikat vaksin sebagai syarat aman pelaku perjalanan. Ini soal regulasi. Dan penerbangan yang menerapkan prosedur pengamanan tingkat tinggi tidak mau ambil resiko sebagai bagian dari mobilisasi virus antar daerah.
- Saya mengecek petugas lab kesehatan Provinsi Maluku dan mendapatkan penjelasan, bahwa orang yang sudah vaksin pun berpotensi menyebar atau membawa virus ke orang atau tempat lain. Di sinilah saya memahami bahwa memang vaksin tidak berarti kita dalam kondisi aman, sebab itu baiknya dicek kesehatan kita untuk turut memastikan orang lain yang kita jumpai nanti pun aman. Edukasi Ronald Ginovandro Telussa ini menenangkan hati saya. Dan membuat saya siap menjalani rapid antigen di Bandara Pattimura.
- Upaya Kepala BNPB Maluku, Pak Henry Far-Far dan ibu Dokter Ritha Tahitu serta dokter Johan S Norimarna adalah serangkaian tindakan yang menunjukkan bahwa untuk memerangi Covid-19 kita butuh kordinasi dan sistem edukasi yang merata, supaya tidak ada bias tafsiran atas kebijakan yang ada dan berlaku di negara kita.
Saya mohon maaf bila saya yang memiliki informasi terbatas tentang ini. Sebagai Gereja, sejak awal covid, kami (GPM) sudah berupaya sedaya mampu kami mengedukasi jemaat dan menerapkan protokol kesehatan secara merata. Untuk itu kami akan terus berusaha dalam langkah bersama memerangi Covid-19 ini.
Tuhan berkati!
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi