Oleh: Elifas Tomix Maspaitella (Pemerhati Sosial)
“Kalu ale dong seng suka beta, seng apapa jua” (=jika anda semua tidak suka akan saya, tidak mengapalah). Ungkapan “seng apapa jua” (=tidak mengapalah) bukan suatu bentuk kepasrahan, melainkan penegasan bahwa “yang ale dong biking ka sangka par beta tuh salah” (=hal yang anda lakukan atau sangkakan terhada saya itu salah), dan biasanya terkait dengan “dong biking hal yang tar batul/biking susah” (=mereka melakukan yang tidak benar/menimpakan kesusahan) atau “basangaka sabarang-sabarang” (=berprasangka buruk).
“Ale mau biking susah beta, seng apapa jua” (=anda mau menyusahkan saya, tidak mengapalah), “se pung hak, mar beta cuma kas inga sa” (=itu hak anda, tetapi saya hanya mengingatkan saja). Ungkapan itu bertujuan agar “ale pikir-pikir ulang do, supaya jang ale yang salah” (=anda berpikir lagi, agar jangan ternyata anda yang salah). “Mar kalu ale mau biking sa, biking jua tuang, nanti kong katong lia sa” (=tetapi jika anda tetap hendak melakukannya, silahkan, nanti kita lihat apa yang terjadi), “ale ka beta yang batul” (=anda atau saya yang benar). Jika terucap ungkapan ini, sering disertai kalimat: “Tuhan tar buta” (=mata Tuhan tidak buta).
“O ale pikir beta bagitu skali? Seng apapa jua” (=o, anda berpikir saya seperti itu? Tidak mengapalah). Ungkapan ini biasa diucapkan ketika ada seseorang yang “biking busu katong nama” (=menuduh kita/menciderai nama baik kita). “Biar ale tau e, samua yang ale bilang tuh sondor batul satu lai” (=biar anda ketahui, semua yang anda katakan satupun tidak benar).
Ungkapan ini selain suatu bantahan, tetapi juga penegasan bahwa: “beta nih, busu-busu mar lurus” (=seburuk-buruknya saya, tetapi hidup lurus). Ini biasa lahir dari orang yang “tar suka hidop takaruang” (=tidak suka hidup tidak tertib), melainkan “hidop deng apa adanya” (=hidup apa adanya). Jadi bila “ale biking dia nama busu” (=menciderai nama baiknya) ungkapan ini sekaligus menunjukkan “dia marah/hati tar kas bae” (=dia marah/keberatan).
Jadi, setiap orang berhak “jaga nama bae” (=menjaga kehormatan dirinya) dan tidak boleh ada yang “biking susah atau biking busu sudara pung nama” (=menyusahkan atau menjelek-jelekkan nama baik/menciderai nama baik seorang saudara).
Ingatang!
Satu: Jang balapor sasabarang (=jangan merekayasa laporan tentang seorang yang baik)
Dua: Jang batuduh yang tar pung bukti (=jangan menuduh tanpa bukti)
Tiga: mar kalu ale dong bagitu tarus, seng apapa jua (=tetapi jika anda melakukannya, tidak mengapalah).
Selasa, 13 Juli 2021
Pastori Ketua Sinode GPM Jln Kapitang Telukabessy-Ambon
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi