Refleksi Perjuangan Hata-Sjahrir, Dispar Maluku Gelar Seminar Nasional di Banda Neira.
potretmaluku.id – Menjelang hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, Dinas pariwisata Provinsi Maluku menggelar seminar nasional dua pahlawan nasional yang diasingkan di pulau Banda, yakni Hata-Sjahrir.
Seminar yang akan yang digelar tanggal 12-13 Agustus 2021 di pulau Banda Neira Kabupaten Maluku Tengah itu sebagai refleksi sejarah perjuangan dua pahlawan nasional tersebut.
Tema yang diusung dalam seminar tersebut, yakni “Banda Neira Romantisme Mala Lalu Kejayaan Masa Depan”. Dalam seminar tersebut, juga akan disuguhi dengan rangkaian festival seni budaya yang mengandung nilai sejarah.L, salah satunya yakni mengenang perjuangan Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir yang diasingkan di Pulau Banda dari tahun 1936 hingga 1942.
Meski diasingkan di pulau itu oleh kolonial Belanda, namun Hatta maupun Sjahrir tetap dapat memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negara, khususnya melalui Pulau Banda. Festival itu disuguhkan sebagai inspirasi bagi generasi penerus kejayaan dan kemajuan bangsa.
Perwakilan event organizer dari Baileo Production, Mark Ufie kepada wartawan mengatakan, seminar dan festival sejarah merupakan event yang baru pertama kali digelar. Pulau Banda dipilih sebagai icon selain karena pulau itu memiliki segudang cerita sejarah peradaban bangsa Indonesia, juga karena merupakan salah satu pulau rempah-rempah yang memiliki valuasi tinggi dimasa lampau.
“Kegiatan ini rencananya dilaksanakan selama dua hari, dengan rangkaian utama kegiatan diawali seminar nasional secara virtual, pameran edukatif UMKM, lomba rakyat, city tour dan pagelaran seni budaya,” kata Mark Ufie, Ahad (8/8/2021).
Kegiatan ini diharapkan dapat merefleksikan semangat juang para tokoh bangsa tersebut, juga menghadirkan kembali suasana pada saat itu untuk dapat dirasakan kepada khalayak umum saat ini.
Seminar nasional itu akan menghadirkan beberapa keynote speech, yakni Prof. Meutia Hatta anak Muhammad Hatta, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan berbicara tentang sejarah Batavia dan Banda sebagai dua poros yang sangat berpengaruh.
Selain itu, juga menghadirkan sejahrawan Ridwan Saidi sebagai saksi hidup sejarah masa perjuangan, antropolog Universitas Pattimura (Unpatti) Prof Mus Huliselan, serta Rektor STKIP Hatta-Sjahrir.
“Seminar akan dilakukan virtual mengingat situasi pandemi dan masih dalam peraturan PPKM. Seminar ini akan dibuka secara virtual oleh Menparekraf Sandiaga Uno,” terangnya.
Selanjutnya, City tour nanti akan dicombine dengan festival budaya secara virtual lewat streaming, maka dijadwalkan tayang 15 Agustus dari sebelumnya 13 Agustus. Khusus pameran UMKM akan melibatkan 28 pelaku UMKM lokal Banda.
Ia menjelaskan, semua produk UMKM lokal, akan diborong habis Kemenparekraf, Pemda Sumatera Barat dan Pemda DKI Jakarta yang sekaligus bagian dari promosi UMKM lokal ke kancah nasional dan internasional.
“Diharapkan pameran UMKM dan lomba rakyat, akan menumbuhkan dampak positif terhadap pemulihan perekonomian masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, untuk pagelaran seni-budaya merupakan kolaborasi dua budaya berbeda dari Banda dan Minangkabau. Sebagai momen keakraban budaya, silaturahmi serta sebagai bagian dari representatif kedua tempat asal kedua tokoh tersebut, maupun ajang promosi budaya dan alam kedua daerah ke dunia luar.
“Semua kegiatan dipusatkan di Banda. Target peserta on the spot 100 orang dan online 1000 orang dari mahasiswa STKIP Hatta-Sjarir, masyarakat Maluku maupun Sumatera Barat,” jelas Mark. (PM-03)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi