Saya dan Anies Baswedan: Catatan Putra Timur
Oleh: Ikhsan Tualeka (Founder IndoEast Network)
Sosok ini tentu tak asing lagi bagi rakyat Indonesia, apalagi warga Jakarta, Anies Baswedan. Ia yang sering diplesetkan sebagai Gubernur Indonesia ini, adalah Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Tokoh yang satu ini punya segudang prestasi, baik itu sebelum menjadi gubernur, maupun dalam memimpin Jakarta hampir 5 tahun ini. Akan terlalu panjang bila harus menuliskannya satu-satu.
Tentu ada pula banyak penilaian tentang Mas Anies, setiap orang dengan sudut pandang atau perspektifnya. Bahkan bisa jadi dengan latar kepentingan politiknya masing-masing.
Saya sendiri mengenal Mas Anies lewat sejumlah tulisan atau artikelnya di media massa. Baru bersentuhan atau kenal secara langsung dengan Mas Anies saat saya menjadi finalis The Next Leaders (Young Candidate) di Metro TV 2009.
Kebetulan yang melaksanakan kegiatan itu adalah Metro TV bekerjasama dengan Lead Institute Paramadina, satu lembaga dari Universitas Paramadina yang rektornya kala itu adalah Mas Anies.
Kami kemudian sering berjumpa di Kampus Paramadina, baik itu dalam perkuliahan, maupun seminar atau diskusi yang diadakan di kampus itu. Kebetulan saya salah satu penerima scholarship graduate school di Paramadina berkat menjadi finalis ajang The Next Leaders.
Terkait ini pernah saya ulas dalam satu chapter pendek di Buku “Catatan Putra Timur: Perjalanan dan Gagasan” yang diterbitkan Gramedia tahun 2019.
Intensitas pertemuan saya dan Mas Anies kembali terjadi saat Kongres Diaspora Indonesia pertama kali diadakan, di Los Angeles (LA), California Amerika Serikat pada tahun 2012.
Mas Anies turut menginisiasi kongres pertama diaspora Indonesia sedunia tersebut. Sementara kami semua yang menghadiri kongres, sama-sama sebagai deklarator, dan saksi sejarah peristiwa monumental itu.
Nah, foto ini, yang saya posting bersama dengan catatan pendek ini diambil di Staples Center LA, gedung tempat pelaksanaan Kongres Diaspora Indonesia itu.
Terakhir saat jumpa dan diskusi dengan Mas Anies di lapangan sepakbola Pancoran awal Januari, saya kemudian menyampaikan rencana mengadakan Football for Peace di Jakarta International Stadium (JIS) tanggal 19 Januari 2022 lalu.
Kegiatan itu terinspirasi dari peringatan perang dunia ll di Inggris oleh Ratu Elizabeth tiap tahunnya, yang diantaranya juga dengan mengadakan pertandingan sepakbola, mengenakan Jersey hitam, sebagai bentuk turut belasungkawa kepada semua korban perang.
Satu kegiatan yang diharapkan menjadi tradisi baru dalam mengenang peristiwa kelam yang pernah terjadi di Maluku. Untuk bangsa ini bisa belajar, bukan hanya soal konflik, tapi juga bagaimana resolusi damai bisa segera dibangun pasca konflik.
Berbagai peristiwa kelam di masa lalu kerap kali diperingati bukan untuk diingat atau membuka luka lama, tapi sebagai bahan pembelajaran, bahwa konflik tidak membawa keuntungan bagi siapa pun. Hal yang penting agar bangsa ini tak lagi jatuh pada lubang yang sama.
Mas Anies menyambut baik dan mendukung penuh ide itu. Selain menyediakan lapangan latih JIS sebagai lokasi kegiatan, Maluku FC bahkan dibantu fasilitas (tempat tinggal, makan-minum) secara gratis lebih dari satu minggu Ragunan Sport Center.
Football for Peace sendiri sukses dilaksanakan sesuai rencana, berupa friendly match antara Maluku FC vs Batavia FC. Dilanjutkan dengan pertandingan eksebisi antara public figure dari Maluku menghadapi public figure Jakarta.
Belakangan nama Mas Anies semakin santer, digadang-gadang atau dijagokan akan maju sebagai calon presiden, sejumlah hasil survei juga mengkonfirmasi. Sesuatu yang wajar melihat pada rekam jejaknya sejauh ini.
Ya. Sudah semestinya sosok dengan kapasitas yang mumpuni seperti Mas Anies diberikan kesempatan memimpin Indonesia. Negara besar ini harus dipimpin oleh pemimpin yang berkompeten. Semoga.
Jakarta, 7 Mei 2022
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi