Amboina

Pengemudi Angkot Keberatan Beli BBM Pakai QR Code, Begini Penjelasan Pemkot dan Pertamina

potretmaluku.id – Pengemudi angkutan kota (angkot) di Ambon keberatan dengan kebijakan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di SPBU yang menggunakan Barcode Scanner atau QR Code.

Hal itu disampaikan perwakilan Asosiasi Supir Angkot Ambon (ASKA) dalam pertemuan bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dan pihak Pertamina Wilayah Maluku yang berlangsung di Balai Kota, Rabu (22/2/2023).

Para pengemudi angkot mengungkapkan, banyak mengalami kendala di lapangan saat hendak melakukan pengisian BBM di SPBU, sehingga merasa tidak nyaman dengan sistem yang diterapkan tersebut.

Sekretaris ASKA, E. Singkery menjelaskan, pengemudi angkot sangat merasa tidak nyaman dengan sistem tersebut, selain terkendala jaringan, terkadang jatah pengisian BBM bagi mereka sudah habis sebelum digunakan.

“Saat mengisi Pertalite, petugas SPBU kerap mengaku sudah melebihi jatah 60 liter/hari. Padahal kenyataannya kita belum menggunakan jatah itu sama sekali,” ungkap Singkery.

Menanggapi masalah tersebut, Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena mengatakan, digitalisasi dalam pelayanan di SPBU tidak bisa dihindari. Sebab pada dasarnya kebijakan secara nasional itu bertujuan untuk memudahkan masyarakat.

Namun jika terjadi hal-hal sebagaimana disampaikan oleh perwakilan ASKA, maka dapat disinyalir terjadi kebocoran data pribadi. Selain itu juga ada kemungkinan ada tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh oknum di SPBU.

“Ada dua kemungkinan, yaitiu terjadi double QR Code, tapi mungkin juga penyimpangan yang terjadi oleh oknum di SPBU. Ini dugaan-dugaan kita saja yang harus ditertibkan. Kami harap, pihak Pertamina melakukan pengawasan terhadap seluruh SPBU yang ada,” ujar Wattimena.

Dikesempatan yang sama, Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Kota Ambon, Joy Adriaansz mengusulkan agar QR Code untuk pembelian BBM tidak boleh statis, namun berubah setiap pengisian.

“QR Code harus dibuat random pada aplikasi Smartphone untuk menghindari kecurangan penggunaan QR Code. Selain itu agar tidak ditempelkan di mobil guna menghindari penyalahgunaan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,” pintanya.

Joy meminta manajemen SBPU harus memberikan sanksi tegas kepada petugasnya apabila ada yang sengaja melakukan kecurangan.

Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina Maluku, Wahyu Purwatmo menjelaskan, Pertamina hingga kini terus berbenah terkait program subsidi BBM tepat sasaran dengan sistem digitalisasi di SPBU, khususnya untuk masalah jaringan dengan koordinasi bersama PT.Telkom dalam digitalisasi SPBU.

Kata dia, per hari ini jaringan dapat beroperasi dengan normal. Meski begitu, untuk pembelian BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar masih dapat dilayani secara manual.

“Pendaftaran registrasi untuk pembelian lewat QR Code terus dilakukan, namun konsumen yang belum terdaftar juga masih dapat dilayani dalam pembelian BBM subsidi jenis Solar dan Pertalite di SPBU,” jelas Wahyu. (HAS)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button