Pekerja Kemanusiaan Dwi Prihandini Beri Bantuan Bagi Warga Disabilitas, Taman Bacaan dan Gereja di Maluku Barat Daya
potretmalukuID – Kecintaan pekerja kemanusiaan Dwi Parihandini terhadap Maluku, tidak pernah pupus. Dalam kondisi pandemi COVID-19 maupun tidak, pelayanan kemausiaan yang dia lakukan tetap berjalan. Kali ini, perempuan yang akrab disapa Dini ini, memberikan bantuan kemausiaan kepada masyarakat di Kabupaten Maluku Barat Daya.
“Kali ini saya ke Maluku Barat Daya karena selama ini beberapa kali saya ke MBD namun belum pernah menyusuri hingga ke pulau-pulau terluarnya. Sehingga saya putuskan harus menyusur pulau-pulau terluarnya,” ungkap Dini, kepada potretmaluku.id, melalui sambungan telepon, Selasa (7/09/2021).
Dia menuturkan, kegiatan di MBD tersebut berupa santunan bagi disabilitas, dan dalam perjalanan kali ini dirinya menyantuni 52 orang disabilitas, yaitu 3 orang di Pulau Leti, 1 orang di Pulau Lakor, dan 48 orang di Pulau Babar, yang dimulai dari Babar Timur hingga Babar Barat dengan besaran santunan Rp.500.000 per-orang.
“Selain itu, saya juga menyantuni satu Taman Baca di Pulau Lakor melalui Christian Propery sebesar Rp.1.000.000. Lalu untuk pembangunan gereja di Babar, saya berikan bantuan sebesr Rp.5.000.000, termasuk bantuan kepada salah satu pendeta di Leti sebesar Rp.5.000.000,” ungkapnya.
Dini katakan, tantangan yang paling dirasakan pada kegiatannya kali ini, adalah kondisi perjalannya, dimana harus ditempuh dengan perjalanan laut yang memakan waktu berhari-hari, dengan ombaknya yang cukup kencang, disertai angin yang juga kencang, serta ditambah dengan kondisi jalan dari desa ke desa yang cukup jauh.
“Ini ketiga kalinya saya mengunjungi MBD, dan menurut saya untuk kondisi anak-anak atau orang dengan disabilitas tetap saja belum mendapat perhatian dari pihak manapun. Dan bagi saya ini memprihatinkan. Saya bahkan sempat dimarahi oleh satu keluarga karena mereka mengira saya dari pihak pemerintah,” ceritanya.
Keluarga tersebut, kata Dini, rupanya merasa kecewa karena janji dari pihak pemerintah belum ada realisasinya. Dini kemudian menjelaskan bahwa dirinya adalah pribadi yang peduli dengan disabilitas di Maluku.
“Saya juga jelaskan bahwa saya tidak ada agenda politik, mengingat saya bukan anggota partai. Akhirnya keluarga tersebut meminta maaf pada saya, setelah mendengar penjelasan yang saya sampaikan. Mereka lantas merasa sangat senang, bahkan beberapa diantaranya anggota keluarganya menangis karena terharu,” tutur Dini.
Dini berharap santunan yang dia berikan itu, memberi pemahaman kepada mereka bahwa masih ada yang peduli pada mereka, dan agar santunan yangada dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan mereka.(MEL)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi