Hukum & Kriminal

Masyarakat Wakal Kecam Tindakan Brutal Aparat Brimob

potretmaluku.id – Masyarakat Negeri Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) mengecam tindakan brutal yang dilakukan kelompok aparat Brimob dengan tembakan ke masyarakat setempat hingga menimbulkan korban jiwa pada Senin, (27/2/2023).

Sofyan Patta, salah satu Saniri Negeri Wakal kepada potretmaluku.id mengaku menyesal terhadap tindakan yang dilakukan aparat Brimob yang secara terang-terangan menyerang dan melepaskan tembakan ke arah masyarakat di Negeri Wakal.

Peristiwa tersebut menyebabkan satu warga meninggal dunia lantaran terkena tembakan. Korban diduga meninggal dunia lantaran ditembak di depan rumahnya oleh aparat dalam insiden kemarin.

“Kami mengecam tindakan arogan aparat brimob yang menyerang warga dengan tembakan, sehingga salah satu warga kami meninggal dunia. Kami menduga, dia ditembak saat berdiri di depan rumahnya,” kata Sofyan, Rabu (1/3/2023).

Pihaknya menduga ada persengkokolan antara pihak kepoliasian dengan warga Hitu, karena ada semacam proses pembiaran dari kepoliisian terhadap konflik ini agar makin meluas. Sampai saat ini polisi mampu mengungkap pelaku penganiyaan tehadap warga wakal atas nama alm. Farid Patta.

Sofyan juga menyampaikan klarifikasi atas tuduhan aparat kepolisian yang menyebutkan warga Wakal melakukan penganiayaan terhadap salah seorang oknum aparat Kepolisian. Kata dia, itu tuduhan sepihak yang tidak didasari dengan bukti. Dia menyebut, opini itu sengaja digiring oleh pihak kepolisian untuk menyudutkan Masyarakat Negeri Wakal dan menutupi pelanggaran HAM yang terjadi.

Kata dia, pihaknya mencintai institusi kepolisian. Namun kasus Ferdi Sambo mebuktikan bahwa ada oknum-oknum polisi sekelas Jenderal pun sengaja merekayasa sebuah kasus yang membuat citra kepolisian buruk.

“Kami meminta agar ada perhatian dari Kapolri terhadap kasus penembakan warga sipil oleh aparat Brimob. Kami mencari keadilan, karena Kepolisian tidak berdiri tegak lurus sebagai mendiator penyelesaian konflik,” terangnya.

Menurutnya, kalau mau menangkap pelaku pemukulan terhadap anggota Polri, tidak harus dengan cara-cara arogan melebihi upaya menangkap teroris.

Terhadap kasus pengejaran dan upaya pembunuhan terhadap dua aparat TNI dan Polri yang dilakukan oleh warga Hitu di markas 733 Masariku, lanjut Sofyan, harusnya polisi melakukan penangkapan terhdap para pelaku, karena jelas terlihat dengan bukti video.

Pihaknya juga meminta perlindungan dari Kapolri selaku pimpinan tertinggi institusi, serta meminta Kapolri melakukan evaluasi kinerja aparat kepolisian di Maluku.

“Kami minta copot Kapolda Maluku, Kapolresta P. Ambon dan Kapolsek Leihitu dari jabatannya. Kami juga meminta supaya menindak tegas aparat kemanan yang melakukan penembakan terhadap warga sipil Wakal,” pungkasnya. (HAS)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button