Masuk Lewat Jendela, Nyalakan Pemancar Pukul 04.00 Dini Hari
Di depan studio Radio Venus ini ada tanah kosong yang oleh warga dijadikan lapangan olahraga. Tidak ada lampu jalan, penerangan hanya mengandalkan lampu-lampu dari rumah warga. Jadi terasa sepinya, apalagi dini hari.
Begitu tiba, saya masuk lewat jendela yang berada di sisi kanan pintu. Salah satu jendela kaca itu sengaja dibiarkan tidak dikunci kalau malam karena, saat itu, pintu utama kantor rusak, tidak bisa dibuka dari luar. Tidak banyak yang tahu kondisi pintu yang rusak, dan bagaimana saya masuk ke studio saat dini hari. Setelah berada di dalam studio, terlebih dahulu saya nyalakan semua lampu, lalu menuju ke ruang pemancar. Ruang pemancar bersebelahan dengan bilik siar dan ruang diskotik yang menyimpan koleksi kaset Radio Venus.
Menghidupkan pemancar itu mudah, cukup menarik tuas yang menempel pada dinding. Namun, yang perlu diperhatikan adalah jarak waktu menarik tuas pertama dan kedua. Durasi jaraknya harus 30 menit. Kalau tidak, pemancar akan terbakar. Itu wanti-wanti yang disampaikan Pak Eric Djajakusli, saat menugaskan saya menghidupkan pemancar.
Hal-hal teknis sederhana juga diajarkan kepada saya, sebagai orang yang bertugas pertama, dan orang yang pertama berada di studio. Sering kali, saya berada sendiri dan perlu mencari cara untuk menepis ketakutan. Cara paling gampang, ya tentu saja dengan mendengar lagu hehehe.
Kadang, kalau Solihin tiba, saya akan pulang sebentar untuk beristirahat. Nanti setelah mandi dan sarapan, saya kembali lagi ke studio. Saat saya dan teman-teman yang baru diterima bekerja, kami masih berstatus uji coba dan magang. Honor kami di masa awal, yakni Rp1.000 sehari.
Asumsinya, kami naik pete-pete (angkot) dua kali nyambung. Ongkos naik pete-pete trayek Sentral-Pa’baeng-baeng-Perumnas, tahun itu, masih Rp250 sekali jalan. Honor kami naik menjadi Rp150.000/bulan, setelah tiga bulan bekerja. Sebagai gambaran, nilai tukar rupiah terhadap dolar tahun 1993, 1$ AS senilai Rp970 Sedangkan pada tahun 1995, kurs 1$ AS setara Rp1.100 (lokadata.beritagar.id).
Setelah masuknya Emmy Nurmi sebagai Kepala Studio Radio Venus, manajemen kantor dibenahi, termasuk melakukan inovasi program siaran. Rutinitas saya juga berubah setelah Radio Venus punya office boy. Saya tak harus buru-buru bangun dini hari ke studio hanya untuk menghidupkan pemancar. Tugas saya itu sudah digantikan oleh office boy. Namun, masuk kantor di subuh hari harus saya lakukan karena sebagai orang yang bertugas pertama, pukul 05.00 wita, untuk me-relay siaran “Permai” dari Radio Telstar.(*)
IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi