Oleh: Eltom (Pemerhati Sosial)
“Kalu orang tatua panggel tu manyao” (=jika dipanggil orangtua harus menyahut), lalu “jang manyao tinggal tampa” (=jangan hanya menyahut tetapi tetap duduk/tidak bergerak/pergi ke orangtua). “Akang pung hadrat tu” (=aturannya), “jang pawela kalu dengar orang tatua pung suara/panggel” (=jangan lambat bila mendengar suara panggilan orangtua), “arika sadiki” (=bergegaslah) sebab ada sesuatu yang hendak disampaikan atau permohonan yang hendak dimintakan.
“Manyao” adalah aturan kesopanan timbal balik antara orangtua dan anak. Bila orang tua memanggil, kepada anak dianjurkan “jang buang-buang orangtatua suara” (=jangan sia-siakan panggilan orangtua), dan bila anak yang memanggil, kepada orang tua dianjurkan “manyao ana tu” (=menyahutlah). Hubungan kesalingan (resiprositas) ini merupakan model pendidikan keluarga, bagian dari “ilmu hidop” sebagai bukti kuatnya hubungan “orangtatua deng anana“.
“Manyao” juga dihubungkan dengan pengakuan menerima/menjalankan suatu tanggungjawab/kepercayaan. “Sapa mangaku banya, manyao banya lai” (=siapa mengaku menerima banyak tugas, tanggungjawabnya juga banyak). Jadi “kalu ada tar mampu, jang mangaku labe” (=kalau merasa tidak mampu, jangan terima banyak tugas). Pengingatan ini penting agar setiap orang bisa melakukan tugas atau mengemban kepercayaan dengan kerja terfokus.
“Manyao” adalah juga kesediaan dan kesiapan untuk pergi menunaikan suatu tugas. Jadi kita dipercayakan untuk mewakili orangtua atau keluarga, “pi ka sana la manyao akang par dong” (=pergilah ke sana dan sampaikan hal itu kepada mereka). Kepercayaan ini penting sebab berhubungan dengan kehormatan orangtua/keluarga. Sebab itu, “ingatang, manyao babae, jang manyao sasabarang” (=ingat, sampaikan jawaban secara baik, jangan asal menjawab). Jadi tugas yang dipercayakan itulah yang mesti dilaksanakan secara baik. Dalam aspek ini, “manyao” berhubungan dengan suatu pesan yang perlu disampaikan.
“Manyao” adalah bentuk penghargaan kita terhadap orang yang memanggil, dan kesediaan kita melaksanakan tanggungjawab yang dipercayakan.
Senin, 12 April 2021
Pastori Jemaat GPM Bethania, Dana Kopra – Ambon
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi