Pendidikan & Kesehatan

Lima Peneliti Maluku Diundang Bicara Tentang Agama dan Rekonsiliasi pada Konferensi Internasional AIFIS

potretmaluku.id – Lima peneliti asal Maluku diundang memresentasikan penelitiannya dalam topik adat, agama dan rekonsiliasi di Maluku, pada International Conference on Indonesian Studies yang diselenggarakan oleh American Institute for Indonesia Studies (AIFIS) dan Michigan Staten University (MSU) secara virtual pada tanggal 23 – 26 Juni 2021.

Kelima peneliti tersebut adalah Dr Judith Tiwery (Dosen IAKN Ambon), Dr Manaf Tubaka (IAIN Ambon), Dr Faidah Azuz Sialana (Dosen Bosowa University), Nelson Kalay, MTh (Mahasiswa PhD Vrije Universiteit) dan Michelle Pattiasina, MSi (Alumni Magister Sosiologi Agama UKSW).

Para peneliti asal Maluku ini sebelumnya, mengikuti kompetisi abstrak konferensi internasional yang diikuti oleh ratusan peneliti lain dari berbagai negara di dunia. Melalui seleksi yang ketat, kelima abstrak peneliti ini diterima untuk dipresentasikan di forum bergengsi pada Indonesian Studies ini.

Makalah-makalah para peneliti ini antara lain membahas topik beragam, yang berhubungan dengan adat, agama dan rekonsiliasi di Maluku.

Para peneliti akan berbicara dalam panel “Adat, Religion and Reconciliation in Maluku” yang diorganisir oleh Christopher R. Duncan dari Rutgers University, Newark dan Izak Y. M. Lattu dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga yang saat ini sedang menjadi Visiting Research Fellow pada Rutgers International Institute for Peace, Rutgers University, Newark.

Dalam emailnya kepada potretmaluku.id, Duncan dan Lattu menjelaskan bahwa Maluku menjadi laboratorium perdamaian yang selalu ingin dipelajari oleh para ahli studi perdamaian di berbagai negara.

“Pada aras internasional, pengetahuan lokal masyarakat Maluku tentang perdamaian yang berbasis budaya lokal hanya dipresentasikan oleh ahli dari luar Maluku. Sangat sedikit ahli asal Maluku yang dapat menyampaikan pengetahuan masyarakat dari perspektif insider bagi masyarakat ilmiah internasional,” terang Izak, yang juga adalah Dewan Redaksi Potret Maluku ini.

Menurut dia, kebetulan Profesor Duncan memiliki ketertarikan pada perdamaian di Maluku, dan Izak sendiri sedang menjadi visiting research fellow di Rutgers University.

“Kami mendorong ahli-ahli Maluku untuk bicara tentang pergumulan masyarakatnya secara langsung, pada forum ilmiah internasional ini,” ujar Izak.

Makalah para peneliti asal Maluku itu, kata dia, adalah:

  1. Cultural Construction of Peace through Intercultural Kinship (Gandong) Among Christian-Muslim Villages in Maluku,” Indonesia Abdul Manaf Tubaka State Institute for Islamic Studies (IAIN), Ambon.
  2. Inter-village Reconciliation among Muslim Villages,” Faidah Azuz Sialana, Bosowa University.
  3. Women in Liminal Interreligious Engagements for Reconciliation,” Judith Tiwery, (State Institute for Christian Studies (IAKN) Ambon dan Michelle Pattiasina (Graduate Program in Sociology of Religion, Satya Wacana Christian University).
  4. The Reconciliatory Potentials of Religion during the Western Colonial Period in Maluku,” Nelson Semol Kalay, Vrije Universiteit, Amsterdam.(PM-01)

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button