Pendidikan & Kesehatan

Lawan Nyamuk dengan Cerdas

PENDAPAT

Perubahan iklim semakin memperburuk situasi ini; suhu yang lebih tinggi mendorong peningkatan kelembaban dan curah hujan, yang menciptakan lebih banyak tempat berkembang biak bagi nyamuk serta memperluas distribusi geografis habitat mereka.

Suhu juga memiliki pengaruh signifikan terhadap siklus hidup nyamuk dan kapasitas mereka dalam menularkan virus.

Suhu yang lebih hangat juga berimplikasi pada metabolisme nyamuk, serta memperpendek periode inkubasi virus yang mereka bawa, menjadikan nyamuk sebagai vektor penyakit yang lebih efisien.

Selain itu, ekspansi kawasan urban dan pengelolaan air yang tidak memadai menciptakan lebih banyak tempat berkembang biak bagi vektor ini, sehingga meningkatkan risiko terjadinya wabah demam berdarah.

Penelitian menunjukkan bahwa seiring dengan meningkatnya suhu, penularan penyakit juga mengalami peningkatan, meskipun pola ini tidak sederhana atau dapat diprediksi.

Pengendalian vektor tetap menjadi strategi utama yang diadopsi untuk menekan penularan demam berdarah. Strategi pengurangan tempat berkembang biak, melalui pengelolaan limbah domestik dan wadah air, serta penggunaan larvasida, ikan pemakan larva, dan insektisida, dapat membantu dalam mengendalikan penyebaran demam berdarah.

Namun, efektivitas metode ini dapat dipengaruhi oleh penggunaan bahan kimia, yang dapat menyebabkan resistensi pada nyamuk dan menurunkan efektivitas pengendalian, serta faktor biologis lainnya, seperti sifat musiman dan konsistensi dalam pelaksanaan intervensi.

Di sinilah percobaan metode alternatif, seperti penggunaan Wolbachia, dapat memberikan solusi yang lebih berkelanjutan dibandingkan dengan strategi pengendalian yang semakin menurun efektivitasnya seiring waktu, dan juga memberikan pendekatan inovatif yang dapat beradaptasi dengan tantangan yang terus berkembang dalam program pengendalian demam berdarah.(RKT)

Riris Andono Ahmad adalah Direktur Pusat Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK), Universitas Gadjah Mada. Dia juga merupakan peneliti senior di sektor kesehatan, dan dia telah menjabat sebagai konsultan sementara untuk WHO dalam modul pengembangan Kursus Praktik Penelitian di bidang Kesehatan.

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Artikel ini sudah terbit dalam Bahasa Inggris pada tanggal 24 April 2024 di 360info.org.

Originally published under Creative Commons by 360info™.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Previous page 1 2 3

Berita Serupa

Back to top button