Pendidikan & Kesehatan

Lawan Nyamuk dengan Cerdas

PENDAPAT

Oleh: Riris Andono Ahmad, Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta


Penyakit mematikan yang dibawa oleh nyamuk semakin meluas akibat cuaca yang dipicu oleh perubahan iklim. Solusi berbasis bakteri dapat menjadi kunci.

Demam dengue merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, dengan angka kematian yang terus meningkat di seluruh dunia. Perubahan iklim telah memperburuk situasi ini, mempercepat penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2023 tercatat lebih dari lima juta kasus demam dengue dan lebih dari 5.000 kematian di lebih dari 80 negara, menjadikan tahun tersebut sebagai tahun terhangat yang pernah tercatat. Sebagian besar kasus, hampir 80 persen, yaitu sekitar 4,1 juta, terjadi di wilayah Amerika.

Brasil melaporkan lebih dari 1,6 juta kasus, yang mana angka ini telah terlampaui hanya dalam kurun waktu tiga bulan di tahun ini. Kementerian Kesehatan Brasil juga mencatat lebih dari 2,9 juta infeksi yang kemungkinan terjadi serta 1.116 kematian per tanggal 8 April.

Angka-angka mencengangkan ini menunjukkan bahwa perjuangan melawan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk semakin intensif. Namun, terdapat strategi yang dapat digunakan untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Tapi ada senjata yang bisa digunakan dalam perang ini untuk melindungi kesehatan kita.

Di Indonesia, pemerintah sedang melaksanakan program inovatif yang melibatkan penggunaan nyamuk yang diinfeksi bakteri *Wolbachia* untuk mengendalikan penyebaran demam dengue di lima kota.

Salah satu lokasi yang menjadi fokus adalah Denpasar, yang dikenal sebagai pintu gerbang menuju pulau wisata Bali. Selain itu, uji coba juga sedang dilakukan di Semarang, Bandung, Jakarta Barat, Bontang, dan Kupang.

Teknologi Wolbachia merupakan intervensi biologis yang menjanjikan dalam pengendalian demam dengue. Wolbachia adalah bakteri intraseluler yang umumnya ditemukan pada lebih dari 60 persen spesies serangga di seluruh dunia, yang berarti bakteri ini hidup di dalam sel organisme inang.

Ketika Wolbachia diperkenalkan ke dalam nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor penyebab penyakit, bakteri ini menghambat replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk tersebut, sehingga secara signifikan mengurangi kemampuan nyamuk untuk menularkan virus dengue kepada manusia.

Peneliti dari Monash University telah berhasil menyuntikkan Wolbachia ke dalam larva nyamuk menggunakan jarum mikro.

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2011 menunjukkan adanya pengurangan signifikan dalam beban virus dengue pada nyamuk yang terinfeksi Wolbachia dibandingkan dengan nyamuk liar.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2 3Next page

Berita Serupa

Back to top button