Pendidikan & Kesehatan

Lawan Nyamuk dengan Cerdas

PENDAPAT

Metode biokontrol ini memanfaatkan kemampuan bakteri untuk menyebar melalui populasi nyamuk, di mana nyamuk yang terinfeksi akan menularkan bakteri tersebut kepada keturunannya.

Hal ini secara efektif mengurangi kemampuan nyamuk sebagai vektor penyakit, yang dikenal sebagai “kompetensi vektor”.

Efektivitas teknologi *Wolbachia* telah terbukti dalam uji lapangan acak berskala besar di kota Yogyakarta, Indonesia.

Studi tersebut menemukan adanya pengurangan sebesar 77 persen dalam infeksi dengue, serta penurunan 86 persen dalam angka rawat inap di antara kasus dengue yang terkonfirmasi di daerah yang menjadi sasaran intervensi. Temuan ini sebanding dengan efektivitas vaksin dengue yang tersedia secara komersial dari Sanofi Pasteur dan Takeda.

Keunggulan teknologi Wolbachia terletak pada fakta bahwa ia tidak memerlukan diberikan pada satu demi satu individu di masyarakat, ia berfungsi tanpa intervensi manusia yang berkelanjutan, dan dapat bertahan secara mandiri setelah diterapkan. Pendekatan ini muncul sebagai solusi yang hemat biaya dan berkelanjutan untuk mengurangi penularan demam dengue.

Fenomena yang terjadi saat ini memerlukan perhatian serius, mengingat pemanasan global, ditambah dengan fenomena seperti El Niño, berpotensi meningkatkan risiko penularan penyakit yang disebabkan oleh vektor, seperti demam berdarah dan malaria.

El Niño merupakan fenomena meteorologis yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di kawasan Pasifik tengah, yang berdampak pada peningkatan curah hujan. Akibatnya, fenomena ini telah menyebabkan banjir di wilayah Tanduk Afrika dan Amerika Serikat.

Selain itu, El Niño juga mengakibatkan kondisi yang lebih kering dan hangat di Asia Tenggara, Australia, serta bagian selatan Afrika. Pada gilirannya nanti akan memperburuk situasi kekeringan di bagian utara Amerika Selatan.

Fenomena ini berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit, khususnya yang ditularkan oleh nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah. Malaria, khususnya, menunjukkan sensitivitas tinggi terhadap perubahan iklim.

Di daerah-daerah di mana malaria tidak endemik, populasi masyarakat cenderung tidak memiliki kekebalan yang kuat, sehingga lebih ren

Di Venezuela dan Kolombia, terdapat laporan bahwa jumlah kasus malaria dapat meningkat lebih dari sepertiga setelah periode kemarau yang berkaitan dengan fenomena El Niño. El Niño yang terjadi pada tahun 2023 tidak terkecuali.

Menurut data dari Organisasi Meteorologi Dunia, tahun 2023 tercatat sebagai tahun terpanas yang pernah ada, dengan rekor suhu bulanan baru yang dicatat setiap bulan sejak bulan Juni.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Previous page 1 2 3Next page

Berita Serupa

Back to top button