Amboina

Inovasi OTAK DEWI: Mendorong Desa Wisata SBB Jadi Destinasi Unggulan Berbasis Kearifan Lokal

potretmaluku.id – Dalam upaya mengoptimalkan potensi pariwisata lokal, Dinas Pariwisata Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) meluncurkan program Optimalisasi Tatakelola Destinasi Wisata atau dikenal dengan sebutan OTAK DEWI. Program ini merupakan inisiatif Kepala Bidang Destinasi Pariwisata, Yusnita, yang juga berperan sebagai peserta pelatihan kepemimpinan dalam PKA Angkatan XII tahun 2024.

Melalui OTAK DEWI, Dinas Pariwisata SBB berharap dapat meningkatkan daya tarik desa-desa di wilayah SBB yang memiliki potensi wisata alam dan kearifan lokal, sehingga menjadikan Kabupaten SBB sebagai salah satu tujuan wisata unggulan di kawasan timur Indonesia.

Program OTAK DEWI berfokus pada beberapa aspek penting, yaitu pembinaan, pendampingan, serta sosialisasi terkait pengelolaan potensi wisata di desa-desa terpilih. Langkah ini dirancang untuk mendukung desa yang telah terdaftar dalam Jejaring Desa Wisata (JADESTA), serta mengidentifikasi desa lain yang berpotensi tetapi belum terdaftar dalam platform tersebut.

JADESTA sendiri merupakan komunitas berbasis teknologi informasi untuk desa wisata di Indonesia, yang berfungsi sebagai ruang kolaborasi dan publikasi bagi potensi wisata desa.

Pendampingan Desa dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat

Yusnita menjelaskan bahwa salah satu bagian penting dari OTAK DEWI adalah pendampingan untuk memperbarui data desa-desa wisata di Kabupaten SBB. Tujuan dari pembaruan data ini adalah agar setiap desa dapat memaksimalkan potensi wisatanya dan mampu menarik wisatawan dari berbagai daerah.

OTAK DEWI
Bantuan Rp.100 juta, untuk pembuatan Gasebo, untuk Desa Rumahkay yang masuk 300 besar Jadesta.(Foto: Istimewa)

Di samping itu, Dinas Pariwisata juga melaksanakan sosialisasi secara rutin di desa-desa wisata terdaftar untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai pengelolaan daya tarik lokal.

Desa Rumahkay, yang berhasil masuk dalam 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024, menjadi salah satu desa yang mendapat perhatian khusus dalam program ini.

Program pendampingan di Rumahkay melibatkan berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Pariwisata, Kabid Pemasaran, dan Yusnita sebagai pelaksana reformasi. Kegiatan serupa juga dilakukan di Desa Waimital, yang akan menyelenggarakan karnaval budaya pada 16 November mendatang.

Upaya Peningkatan Daya Tarik Melalui Pelibatan Masyarakat

Di Desa Waimital, pendampingan dilakukan dengan melibatkan pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta ketua RT dan RW.

Dalam kegiatan ini, Yusnita menyampaikan pentingnya partisipasi aktif dari seluruh elemen desa untuk mengelola potensi wisata yang ada secara efisien. Menurut dia, kemampuan untuk mempromosikan daya tarik desa, termasuk pangan lokal dan produk kerajinan, menjadi kunci untuk menarik minat wisatawan.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2 3Next page

Berita Serupa

Back to top button