PendapatPendidikan & Kesehatan

Gerbang Transformasi Pendidikan Tinggi di Indonesia, Menuju Sumber Daya Manusia Unggul

MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

Oleh: Alfonsina Marthina Tapotubun (Duta Kampus Merdeka Provinsi Maluku, Duta Kampus Merdeka Universitas Pattimura, dan Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura)


Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan pogram yang membedah esensi dunia pendidikan, dengan ruang gerak yang luas bagi mahasiswa untuk berinovasi dan mengembangkan diri menjadi manusia yang unggul.

Kampus Merdeka merupakan wahana untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi dengan memberi ruang kemerdekaan belajar bagi mahasiswa.  

Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 3 Tahun 2020  tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi khususnya pasal 18 memberikan hak belajar tiga semester di luar program sudi dan di luar kampus bagi mahasiswa di seluruh Indonesia melalui program Kampus Merdeka.   Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim menyatakan bahwa merdeka belajar memberikan kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai.

Baca JugaRendahnya Minat Baca di Kalangan Mahasiswa, Ini 4 Faktor Penyebabnya

Program MBKM bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik dari soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman (adaptif).  Kebijakan MBKM dan implementasinya menjadi babak baru transformasi pendidikan di Indonesia dengan membuka ruang gerak mahasiswa untuk berinovasi dan mengembangkan potensi dirinya agar menjadi manusia yang unggul.

Perguruan Tinggi sebagai tuan rumah pendidikan tinggi merupakan institusi yang sangat berkepentingan meningkatkan kualitas sumber daya manusia unggul secara efektif dan cepat.  Pelaku pendidikan tinggi harus menyadari kewajibannya untuk mencerdaskan bangsa dengan menghasilkan sumberdaya manusia unggul, berdaya saing dan siap menghadapi tantangan, perubahan dan disrupsi teknologi.

Sebagai gerbang transformasi pendidikan, MBKM mengusung sistem pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan jaman dan menjawab kebutuhan revolusi industri 4.0 saat ini.  Untuk itu dibutuhkan inovasi dalam mendesain pembelajaran, penelitian yang dilaksanakan dalam ekosistem baru yang tidak dibatasi dan pengabdian kepada masyarakat.

Kreativitas dan inovasi menjadi kata kunci yang penting untuk memastikan pembangunan Indonesia berkelanjutan. Babak ini membutuhkan profesionalisme pendidik namun harus diikuti  dengan komitmen dan sinergitas dunia pendidikan dan lembaga mitra melalui kerja kolektif-kolaboratif. 

Baca JugaPencapaian SDGs dan Ancaman Pandemi Covid-19 di Ambon City of Music

Pembelajaran dapat terjadi di manapun, tidak hanya didalam ruang kelas, perpustakaan atau laboratorium, tetapi juga di desa, industri, tempat-tempat kerja, dan tempat-tempat pengabdian, pusat riset maupun di masyarakat. Melalui interaksi yang erat antara perguruan tinggi dengan dunia kerja, dengan dunia nyata maka perguruan tinggi akan hadir sebagai mata air bagi kemajuan dan pembangunan bangsa turut mewarnai budaya dan peradaban bangsa secara langsung. Transformasi pendidikan mengusung cara-cara baru yang luar biasa untuk menghasilkan SDM bangsa yang unggul, kreatif, inovatif dan adaptif.

Perguruan tinggi sebagai tuan rumah pendidikan tinggi dan penggerak utama dalam transformasi pendidikan tinggi perlu bergerak cepat untuk beradaptasi dan mendorong eksistensi kampus melalui implementasi kebijakan MBKM. Model pembelajaran pada era 4.0 yang telah diakomodir dalam kebijakan MBKM sebenarnya sangat menolong dosen untuk menjalankan fungsinya secara maksimal. 

Di era kompetitif dan transformasi pendidikan saat ini diperlukan komitmen dosen untuk beradaptasi dan mengembangkan diri dengan perubahan yang bergerak cepat saat ini dengan menyediakan learning path yang mendorong mahasiswa  menemukan solusi dari suatu masalah sebagai respon tanggap dan peka terhadap suatu  permasalahan/perubahan.

Era industri 4.0 membutuhkan generasi muda yang kreatif, adaptif dan inovatif.  Kemampuan beradaptasi, kreatif dan inovatif akan mengasah skill mahasiswa untuk mengantisipasi hilangnya berbagai pekerjaan dan digantikan oleh mesin/robot.  MBKM dirancang untuk dapat membekali mahasiswa belajar dari berbagai disiplin ilmu yang relevan dengan minat dan kebutuhannya untuk memasuki dunia kerja dengan beberapa kompetensi disiplin ilmu.

Baca JugaTeong Negeri

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan gerbang transformasi pendidikan untuk  menghasilkan  sumber daya manusia (SDM) unggul dengan pola pikir yang agresif, kreatif dan adaptif sesuai tuntutan peradaban.  Implementasi MBKM dilakukan melalui partisipasi PT dalam program-program  flagship Kemdikbudristek maupun MBKM mandiri yang sekaligus mempercepat pencapaian indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi.

Semua dosen dan terutama pimpinan di semua level PT wajib memahami esensi MBKM dengan memberi ruang dan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar mengasah skillnya di luar program studi selama 2-3 semester (20-60 SKS) melalui proses pembelajaran multi aktivitas dan multi kanal. Untuk itu diperlukan struktur kurikulum yang dapat menampung rekognisi sejumlah SKS bagi mahasiswa yang belajar di ruang PS.

Revisi kurikulum penting untuk mengadaptasi transformasi pendidikan untuk mencapai tujuan MBKM termasuk merumuskan profil lulusan, capaian pembelajaran prodi, capaian pembelajaran mata kuliah, bahan kajian, dan struktur kurikulum.

Pada kurikulum berbasis MBKM, media pembelajaran konvensional di kelas yang bersifat teaching oriented diadaptasi dengan tren pembelajaran workplace dengan coaching oriented untuk memberi ruang bagi mahasiswa belajar multi-aktivitas & multi-kanal serta merumuskan out come base bagi peningkatan skillnya. 

Dosen harus menyadari bahwa transformasi pendidikan membutuhkan kepekaan untuk beradaptasi dengan perubahan, melakukan rekonstruksi kurikulum dan menyediakan dokumen ajar sebagai learning path mahasiswa yang merdeka belajar untuk memberi ruang bagi mahasiswa untuk memiliki pola pikir yang gesit (agile), mendesain dan menentukan kesuksesannya secara tepat.  Transformasi pendidikan merubah wajah pembelajaran lama yang berfokus pada aspek kognitif menjadi knowledge creative yang mandiri.

Baca JugaPeran Generasi Z dalam Semangat Sumpah Pemuda Guna Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Spirit kampus merdeka harus dijiwai dan wajib diimplementasikan oleh civitas akademika PT hingga MBKM menjadi norma dan menghasilkan SDM unggul dan berdaya saing.  Dosen dan mahasiswa perlu memahami esensi MBKM dan secara aktif terlibat dalam berbagai program flagship MBKM yang digagas oleh Kemdikbusristek.

Program-program tersebut merupakan katalis transformasi pendidikan untuk membantu perguruan tinggi mengimplementasi kebijakan MBKM dan sekaligus merupakan model-model implementasi MBKM yang mengantarkan perguruan tinggi agar secara cepat menerapkan transformasi pendidikan secara mandiri.  Implementasi MBKM baik melalui grogram flagship maupun mandiri menjadi pengukur pencapaian indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi dan sekaligus memberi gambaran terhadap kualitas dosen, kualitas kurikulum dan kualitas lulusan di perguruan tinggi tersebut.

Akselerasi kebijakan MBKM diimplementasi melalui program-program flagship yang didanai oleh Kemendikbudristek sekaligus merupakan katalis menuju MBKM mandiri yang dibiayai sendiri oleh perguruan tinggi dan lembaga mitra pada masa yang akan datang.  Beberapa program flagship yang sangat diminati oleh mahasiswa maupun dosen di seluruh Indonesia antara lain:

Baca JugaSinergitas Creative City Dan Smart City dalam Upaya Membangun Ambon Masa Depan

1. Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Pertukaran mahasiswa merdeka bertujuan yaitu a) belajar lintas kampus (dalam dan luar negeri), tinggal bersama dengan keluarga di kampus tujuan, wawasan mahasiswa tentang ke-Bhinneka Tunggal Ika akan makin berkembang, persaudaraan lintas budaya dan suku akan semakin kuat; b) membangun persahabatan mahasiswa antar daerah, suku, budaya, dan agama, sehingga meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa; c) menyelenggarakan transfer ilmu pengetahuan untuk menutupi disparitas pendidikan baik antar perguruan tinggi dalam negeri, maupun kondisi pendidikan tinggi dalam negeri dengan luar negeri.

2. Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB).  Tujuan program ini untuk memberikan pengalaman yang cukup kepada mahasiswa, pembelajaran langsung di tempat kerja (experiential learning). Selama magang mahasiswa akan mendapatkan hardskills (ketrampilan, complex problem solving, analytical skills, dsb.), maupun soft skills (etika profesi/kerja, komunikasi, kerjasama, dsb.).

3. Asistensi Mengajar:  Tujuan program asistensi mengajar yaitu a) memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang pendidikan untuk turut serta mengajarkan dan memperdalam ilmunya dengan cara menjadi guru di satuan pendidikan. b) membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan, serta relevansi pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi dan perkembangan zaman.

4. Penelitian/riset: Penelitian/riset bertujuan untuk a) meningkatkan mutu penelitian mahasiswa. Selain itu, pengalaman mahasiswa dalam proyek riset yang besar akan memperkuat pool talent peneliti secara topikal. b) Mahasiswa mendapatkan kompetensi penelitian melalui pembimbingan langsung oleh peneliti di lembaga riset/pusat studi.  c) Meningkatkan ekosistem dan kualitas riset di laboratorium dan lembaga riset Indonesia dengan memberikan sumber daya peneliti dan regenerasi peneliti sejak dini.

Baca JugaBisakah Pembangunan Berkelanjutan Melalui Pembangunan Rendah  Karbon dan Ekonomi Hijau?

5. Proyek kemanusiaan.  Tujuan program proyek kemanusiaan antara lain: a) Menyiapkan mahasiswa unggul yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.  b) Melatih mahasiswa memiliki kepekaan sosial untuk menggali dan menyelami permasalahan yang ada serta turut memberikan solusi sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing.

6. Kewirausahaan.  Tujuan program program wirausaha antara lain: a) memberikan mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha untuk mengembangkan usahanya lebih dini dan terbimbing. b) Menangani permasalahan pengangguran yang menghasilkan pengangguran intelektual dari kalangan sarjana.

7. Studi Independen.  Tujuan program studi/proyek independen antara lain a) Mewujudkan gagasan mahasiswa dalam mengembangkan produk inovatif yang menjadi gagasannya. b) Menyelenggarakan pendidikan berbasis riset dan pengembangan (R&D).  c) Meningkatkan prestasi mahasiswa dalam ajang nasional dan internasional.

8. Membangun desa/Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.  Tujuan program membangun desa/KKN Tematik antara lain:  a) Kehadiran mahasiswa selama 6 – 12 bulan dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan yang dimilikinya bekerjasama dengan banyak pemangku kepentingan di lapangan.  b) Membantu percepatan pembangunan di wilayah pedesaan bersama dengan Kementerian Desa PDTT.

 Baca Juga: Memanfaatkan Daya Dukung Sampah Terhadap Pembangunan Rendah Karbon

Program-program flagship tersebut di atas sangat bermanfaat mempersiapkan SDM unggul dengan memberi ruang kepada mahasiswa untuk belajar di luar kelas dan di luar program studi melalui multiaktivitas-multikanal masih belum dipahami secara baik. 

Masih ditemukan bahwa esensi MBKM yang mewajibkan perguruan tinggi memfasilitasi kemerdekaan belajar 2 – 3 semester ekquivalen 20 – 60 SKS menjadi preferensi mahasiswa belum diimplementasikan secara penuh. Hal ini disebabkan karena masih ditemukan adanya kesenjangan informasi pada beberapa program kampus merdeka sehingga mahasiswa mengalami kendala khususnya dalam rekognisi dan konversi mata kuliah. 

Pertentangan rekognisi hak mahasiswa masih menjadi pertentangan misalnya mahasiswa yang mengikuti  program asistensi mengajar yang sangat dikenal dengan nama program kampus mengajar masih belum secara penuh mendapat dukungan sehingga mahasiswa masih harus menawarkan mata kuliah kuliah kerja nyata (KKN). 

Fenomena ini mengisyaratkan implementasi integrasi kurikulum MBKM di tingkat program studi perlu dilakukan secara serius untuk mengakomodir kebebasan mahasiswa pada kegiatan kampus merdeka melalui proses rekognisi dan konversi SKS sehingga mahasiswa dapat mengeksplorasi potensi yang dimilikinya untuk mempersiapkan masa depan dan sekaligus memberi dampak yang baik bagi peningkatkan mutu pendidikan.

Merdeka belajar kampus merdeka telah mengubah wajah pendidikan Indonesia khususnya pendidikan tinggi menjadi sangat fleksibel dengan memberi ruang yang luas bagi warga kampus khususnya mahasiswa dan juga dosen untuk berinovasi dan berkreasi dengan konsep2 literasi yang powerfull.   

Baca JugaMenegakkan Nalar Ilmuan

Proses restrukturisasi kurikulum di tingkat program studi harus dilakukan untuk mengakomodir kebebasan mahasiswa pada kegiatan kampus merdeka melalui proses rekognisi dan konversi SKS mutlak diimplementasikan sehingga mahasiswa dapat mengeksplorasi potensi yang dimilikinya untuk mempersiapkan masa depan dan sekaligus memberi dampak yang baik bagi peningkatkan mutu pendidikan.  Dengan demikian kampus dapat mewujudkan kampus yang merdeka dengan sistem belajar yang merdeka sehingga upaya mencerdaskan generasi penerus bangsa dapat dicapai secara maksimal. 

Menjadi duta kampus merupakan ekspresi dukungan penuh terhadap program MBKM yang pro peningkatan kualitas Pendidikan untuk mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Di pihak lain, mahasiswa harus dapat mempersiapkan diri secara baik menyambut transformasi pendidikan ini untuk menemukan dan mengasah potensi dirinya dengan belajar di luar kampus.  Kesempatan terlibat dalam berbagai program flagship mesti dimanfaatkan secara baik dan maksimal menunjukkan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Implementasi MBKM sebagai bonus demografi Indonesia yang luas dan kaya, harus dilaksanakan secara cepat dan masif agar segera dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dan bangsa Indonesia. Transformasi pendidikan dalam MBKM sesungguhnya mendorong dosen dan mahasiswa untuk meningkatkan kapasitasnya, memiliki pola pikir baru, dan beradaptasi dengan perubahan secara cepat (adaptif).

Mas Menteri Nadiem Makarim sangat optimistis sistem pendidikan tinggi yang diimplementasikan dalam program MBKM akan menjadi contoh bagi negara-negara lain. Menurutnya, belum ada negara yang menerapkan sampai dua semester digaransi bisa belajar di luar prodi. “Mungkin Indonesia menjadi negara pertama dimana semua perusahaan, yayasan, dan lainnya itu bisa menjadi mini universitas. Kalau kita bisa bersama-sama melewati masa transisi ini, maka Indonesia akan menjadi contoh perguruan tinggi di dunia”.  Jaya pendidikan Indonesia, unggul sumberdaya manusia, maju peradaban bangsa.

#KolaborasiMenginspirasi #KampusMerdekaIndonesiaJaya

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button