Dorong Jurnalis Beri Ruang Untuk Suara ABK Korban Perbudakan, Film Dokumenter “Before You Eat” Berlayar Di Ambon
potretmaluku.id – Setelah pertama kali berlayar Maret lalu, film dokumenter Before You Eat (BYE) akhirnya berlabuh di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Rabu (28/09/2022).
Film yang diproduksi oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan didukung oleh Greenpeace ini adalah kali pertama membuka layar di Indonesia Timur.
Film itu dibuat sebagai desakan bagi pemerintah Indonesia untuk serius membenahi kebijakan tata kelola perekrutan ABK Indonesia, serta bersikap lebih tegas dalam memberikan perlindungan pada ABK Indonesia yang bekerja di kapal ikan asing.
Juru Kampanye Laut Greenpeace Indonesia, Afdillah mengatakan, apa yang digambarkan dalam film ini hanya sebagian kecil dari fakta lapangan yang terjadi dan menimpa para ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal ikan asing.
Jika merujuk pada data SBMI, jumlah ABK yang mengadu hingga 2021 mencapai 634 kasus. Itu hanya yang mengadu pada SBMI. Belum lagi yang mengadu pada serikat lain.
“Dan sampai hari ini kita tidak tahu berapa jumlah ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal ikan asing. ABK ini berasal dari seluruh wilayah Indonesia termasuk Maluku,” kata Afdillah dalam diskusi yang digelar bersama sejumlah jurnalis di Canie Coffee, Ambon, Rabu (28/09/2022)
Kata dia, harus ada dukungan dari banyak pihak, salah satunya dari jurnalis untuk mengawal isu-isu perbudakan ABK ini agar semakin banyak masyarakat paham dan tidak terjebak dalam praktik perbudakan yang kerap diawali dengan iming-iming manis.
Menurutnya, media memiliki tugas untuk mengedukasi serta menjadi salah satu alat untuk mendesak perubahan kebijakan. “Saya percaya media massa masih punya kekuatan untuk mendorong terjadinya perubahan,” kata Afdillah.
Sementara itu, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ambon, Tajudin Buano mengatakan, film BYE membuka perspektif baru bagi jurnalis di Ambon yang selama ini terkenal dengan potensi kelautan dan perikanannya.
Taju mengungkapkan apresiasi tinggi untuk Greenpeace yang sudah membawa film ini sampai ke Ambon. Apalagi melihat film tersebut, ternyata ada juga warga Ambon yang menjadi korban perbudakan.
“Tentu saja ini menjadi tugas bersama untuk membantu menyuarakan kepada pemerintah segera mengambil tindakan agar tidak ada lagi anak bangsa yang menjadi korban di kapal ikan asing,” ungkap Taju.
AJI Kota Ambon mengajak jurnalis dan media massa di Maluku dan Kota Ambon untuk memberi lebih banyak ruang bagi pemberitaan-pemberitaan terkait ABK di kapal-kapal ikan asing yang menjadi korban eksploitasi, perbudakan, dan perdagangan orang.
Diketahui, film Before You Eat bercerita tentang perbudakan modern yang dialami oleh orang-orang Indonesia yang bekerja di kapal-kapal ikan milik asing. Film yang disutradari oleh Kasan Kurdi tersebut menampilkan banyak footage yang direkam sendiri oleh para ABK dengan menggunakan ponsel.
Di film tersebut, para ABK juga bercerita bagaimana penderitaan yang mereka alami selama bekerja di kapal-kapal asing.
Hingga saat ini, film Before You Eat sudah berlayar di 29 kota dan membuka 72 layar serta menggandeng 45 mitra dengan total jumlah penonton 4419. Film ini juga akan berpartisipasi di 3 festival film. (HAS)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi