Amboina

AJI Kota Ambon Kecam Sikap Ibrahim Ruhunussa yang Menyebut Wartawan Provokator

potretmaluku.id – Aliansi Jurnalis Independen atau AJI Kota Ambon mengecam sikap Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah, Ibrahim Ruhunussa, salah satu orang dekat Gubernur Maluku yang menyebut wartawan provokator di Kantor Gubernur, Senin (12/09/2022), kemarin.

Ketua AJI Kota Ambon, Tajudin Buano mengatakan, Ibrahim Ruhunussa sama sekali tidak memahami kerja dan tugas jurnalis serta media, sehingga yang bersangkutan dengan lantang melontarkan pernyataan atau tudingan yang tendensius.

“Tentu, sangat disayangkan karena selaku politisi dan mantan ketua DPRD Maluku Tengah, Ibrahim harusnya mengetahui dan memahami kerja-kerja jurnalis, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 40/1990 tentang Pers,” jelas Tajudin saat dihubungi, Selasa (13/9).

Menurut Tajudin, jurnalis itu bekerja untuk publik, dan informasi tentang pelantikan penjabat Bupati Maluku Tengah wajib diketahui publik lewat pemberitaan media.

Dalam pasal 2 UU nomor 40 tahun 1999 serta pasal 4 ayat (1) dan (3) secara tegas menyatakan “kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara, maka mempunyai hak mencari, memperoleh dan menyebar luaskan gagasan dan informasi”.

“Jadi, keliru jika ada pembatasan terhadap jurnalis dengan alasan yang tidak jelas,” ujarnya.

Tajudin berharap, apa yang dilakukan anggota DPRD Kabupaten Malteng itu tidak ditiru oleh pejabat publik dan juga siapapun. Sebab, membatasi dan menyebut jurnalis provokator sungguh jauh dari kerja-kerja jurnalistik selama di Maluku.

“Meski alibinya ke person, namun yang bersangkutan sedang melaksanakan kerja peliputan atau tugas jurnalistik di lapangan,” terangnya.

Menurutnya, pengaruh media, yang didalamnya ada jurnalis, sangat besar bagi kemajuan bangsa, terkhusus untuk daerah ini. Sehingga, jangan karena kepentingan sesaat, lalu ringan mulut mengatai jurnalis provokator. Itu sama saja melukai hati para jurnalis di Maluku.

Sebagai informasi sekaligus pencerahan bagi mantan Ketua DPRD Kabupaten Malteng itu, ada jurnalis di Maluku mati dibunuh saat melakukan liputan, dan puluhan lainnya diintimidasi, termasuk oleh tangan kekuasaan.

“Yang mereka lalukan semata-mata untuk kepentingan publik memperoleh informasi yang benar,” cetus Tajudin.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2Next page

Berita Serupa

Back to top button