Pendidikan & Kesehatan

Dinkes SBT Gelar Workshop Pelacakan Mangkir Imunisasi Rutin

potretmaluku.id – Mendorong cakupan imunisasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) menggelar Workshop Pelacakan Mangkir Imunisasi dengan penerapan My Village MY Home (Desaku/Rumahku). Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini melibatkan 9 Posyandu, di wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bula.

Workshop ini merupakan kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dan Dinas Kesehatan Kabupaten SBT, serta difasilitasi langsung oleh Yayasan LAPPAN Maluku. Kegiatan ini juga didukung Unicef Perwakilan Maluku. Kegiatan akan berlangsung selama 16-17 Januari 2023, di Gedung Serbaguna Dinas Kesehatan Kabupaten SBT. 33 peserta dari 9 Posyandu dilibatkan dalam program ini.

Elda L. Hutapea, Health Officer Imunisasi dalam arahannya mengatakan, pengembangan konsep my village my home telah dikembangkan pada 15 Posyandu di Ambon, dan di tahun 2022 dikembangkan juga pada 5 Puskemas di Maluku Tengah. Namun lantaran keterbatasan anggaran Unicef, maka awal tahun ini dikembangkan pada satu Puseksemas di Bula dengan melibatkan 9 Posyandu.

Sisi lain, dia mengatakan, workshop yang dilakukan selama dua hari ini guna penguatan dan peningkatan kapasitas kader dalam pengenalan konsep tersebut. Harapannya, kedepan konsep my village my home dapat dimonitoring tidak hanya oleh kader namun melibatkan semua komponen dalam masyarakat. Agar semua anak dapat dilacak dan mendapatkan hak imunisasi.

La Ludin, Koordinator Bidang P2P saat mewakili Kadis Kesehatan SBT menjelaskan, dalam Undang–undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular. Ini adalah salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs), khususnya dalam menurunkan angka kematian pada anak.

Cakupan imunisasi, kata dia, harus dipertahankan secara tinggi dan merata di seluruh wilayah. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan mempermudah terjadinya kejadian luar biasa (KLB).

Cakupan imunisasi yang tinggi dan merata, sambung dia, dapat digambarkan dengan membandingkan antara capaian dan sasaran imunisasi.

“Cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat diwujudkan dengan adanya kerjasama dan partisipasi aktif dari masyarakat akan kesadaran pentingnya imunisasi bagi dirinya dan masyarakat sekitar,” katanya.

Dia juga mengatakan, pengaplikasi tools my village my home adalah salah satu upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam mengetahui dan mencari sasaran imunisasi. Peran aktif tersebut diharapkan dapat meningkatkan cakupan imunisasi melalui partisipasi semua komponen dalam masyarakat.

Kegiatan my village my home, kata dia, adalah sebuah konsep yang diintegrasikan dalam kegiatan Posyandu. Dimana poster dapat memberikan gambaran secara komperenship tentang cakupan imunisasi dalam setiap Posyandu.

Kemudian menyajikan informasi dan edukasi bagi semua masyarakat tentang makna kampungku dan rumahku untuk membangun kekebalan tubuh semua anak wilayah tersebut. Poster yang disajikan juga dapat memberikan informasi tentang data anak yang sudah atau yang belum diimunisasi. Sehingga memudahkan masyarakat menjangkau anak–anak yang belum diimunisasi.

Narasumber yang dihadirkan dalam workshop masing-masing, Elda L. Hutapea., Health Officer Imunisasi Perwakilan Unicef Ambon, Asriyani Rumalutur, Dokter Umum Puskesmas Bula, Fony Rumakey, Penanggung jawab Imunisasi Dinkes Kabupaten SBT, Baharudin Tukuwain, Penanggung jawab Promkes Dinkes Kabupaten SBT dan Kaharuddin Umarella, Promkes Dinkes Kota Ambon. (Nab)

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button