Oleh: Eltom (Pemerhati Sosial)
“Buka mulu, jang momou” (=bicaralah, jangan membisu). Ini pengajaran tentang “kalu batul, bilang. Jang momou la orang ator iko suka” (=mengatakan hal yang benar. Jangan membisu nanti orang yang kendalikan diri kita sesuai kehendak mereka.
Berani mengaku tentang hal yang benar itu terpuji. Sebab “kalu tado-tado” skang orang kira “yang dong biking tuh su batul suda” (=apa yang mereka lakukan, walau salah, dianggap sebagai benar). “Konci rekeng, cari orang bae deng anjing user lai mar tar dapa” (=akhirnya sulit mendapati orang baik/jujur).
Sering hanya karena “jalus” (=cemburu) atau “mau tutu sala” (=menyembunyikan kesalahan) banyak orang suka “taru dadeso” (=jebakan) kepada saudaranya. Malah bila saudaranya itu tampak lebih berhasil, mereka bisa saja “carita dia pung busu” (=menceritakan, sebagai gosip, kejelekannya). Padahal bila ditelusuri, “jalus” itu sumbernya karena “tar mampu/tar mustahak” (=tidak mampu/tidak layak).
Makanya kita tidak bisa berdiam diri, melainkan harus “buka mulu” (=berbicara) agar apa yang benar itu tetap menjadi yang benar.
Sering kita juga terjebak pada suatu situasi “seng suka lia sudara pung lebe sadiki” (=tidak suka pada kelebihan saudara), lalu menjatuhkan saudara itu dengan cerita dan kata-kata yang macam-macam, “sampe dia su seng ada harga apapa paskali” (=dia sudah dianggap tidak berharga apa-apa). “Mar jang kaget kalu eso lusa, orang yang katong seng brekeng dia tu, jadi anana bae-bae” (=jangan heran bila orang yang tidak perhitungkan itu menjadi orang terpandang). Saat kondisi itu terjadi baru kita sadar: “sio, sapa sangka e!” (=siapa menyangka itu terjadi). Yang seperti ini bila kita “angka tobat” (=berobat) maka kita sadar untuk “jang suka nilai orang la seng lia muka di kaca lai” (=jangan suka menilai orang tetapi bercerminlah).
Inti dari semuanya, “kalu tau itu batul, buka mulu, jang momou“.
Selamat Har’ Ahad (=hari minggu)
Selamat kebaktian
Ahad, 18 April 2021
Pastori Jemaat GPM Ad, Kei Besar
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi