SosokMusikNasional

Bikin Lirik dalam Tempo 2 Jam, Lagu Anak Muda Merauke Ini Viral di Sosmed

SOSOK

Ada satu cerita tentang sebuah rasa

yang muncul tiba-tiba
hanya karna rasa suka
sa ni tara tau kalo de ni suka sa
akhirnya de pu pacar yang emosi sama sa

jujur sa su bilang kalau sa ni tara tau
sa juga tau diri tara mungkin sa mo ganngu
de yang gatal gatal sa
de yang mati gila sa
skarang ko emosi baru ko mo rancang sa………

Dua tahun belakangan ini bisa dikatakan dunia media sosial sedang ramai dengan musik-musik dan lagu, yang berasal dari kawasan Timur Indonesia. Salah satunya lagu Bukan PHO di atas, yang pasti pengguna TikTok sudah tidak asing dengan lirik lagunya: “De Yang Gatal-Gatal Sa”, karya Aldo Bz, anak muda asal Merauke, Papua. Nama lengkapnya Alfridus Eka Marga Pandong

Malam hari ini, saya berbincang dengan Aldo, sembari menyantap Ikan Kuah Kuning, yang sayangnya kurang dilengkapi papeda. Menu yang biasanya membuat kami semua dari Timur Indonesia menjadi rindu kampung halaman.

“Proses pembuatan lagu tersebut hanya dua jam saja. Dari penulisan lirik hingga take vokal,” ungkap Aldo yang baru mulai berkiprah di luar Merauke di 2021 ini.

Menurut dia, karena sudah ada insturmennya, sehingga tinggal tulis lirik, kemudian take. Kalau ada yang belum pas tinggal diulang lagi.

“Totalnya hanya dua jam. Memang rata-rata musisi di Merauke seperti itu,” tuturnya.

Dia katakan, lagu tersebut dibuat di November 2020. Inspirasinya dari aktifitas dan kejadian sehari-hari. Terutama dari lingkungan sekitar, dan hal-hal inilah yang paling sering menjadi inspirasi dalam menulis lagu.

Aldo menyebutkan lagu ini dia buat hanya untuk senang-senang saja. Di Merauke lagu-lagu degan genre ini biasanya diputar saat ada pesta. Dia tak menyangka tiba-tiba bisa viral seperti sekarang.

“Lagu ini awalnya hanya beredar di daerah Indonesia Timur. Namun saya sangat kaget ketika bisa viral hingga ke China, Filipina, Malaysia, Thailand, bahkan sempat digunakan oleh putri Barack Obama dalam vidoenya,” beber Aldo dengan sangat antusias.

Dia katakan lagu ini pertama kali viral saat di TikTok, sering muncul fyp atau for your page. Kemudian banyak dicover di YouTube. Sudah lebih dari 4.000 orang mengcover lagi ini dengan berbagai macam genre musik.

“Menurut saya dengan viralnya karya anak-anak di Timur Indonesia, tentunya sangat bagus,” nilai lelaki yang hobi nonton film ini.

Selain bisa mengangkat budaya Timur Indonesia, kata dia, terlebih dalam bahasa maupun dialeknya, juga bisa membuatnya lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia bahkan hingga ke luar negeri.

Screen Shot 2021 11 13 at 00.39.07
Musisi asal Merauke, Papua, Alfridus Eka Marga Pandong, yang dua tahun belakangan ini lagunya populer di sosial media.(Foto: potretmaluku.id/Dok. Pribadi)

Aldo berharap tidak berhenti sampai di situ saja. Bahkan harus semakin maju, dan bisa memotivasi teman-teman lain juga untuk terus berkarya

“Sebab berkarya tidak harus menggunakan bahasa Inggris saja, namun bisa menggunakan dialek apapun itu,” pesan anak pertama dari empat bersaudara ini.

Aldo sampaikan, dirinya sempat diajak untuk berkolaboris dengan artis Malaysia, namun terhadang pandemi sehingga belum terealisasi. Meski begitu, bagi dia dalam masa pandemi ini semakin banyak orang yang beraktivitas di rumah saja. Sehingga lebih sering mengecek handphone, dan menggunakan TikTok, Instagram dan media sosial lainnya, jadi memang sangat tepat untuk dijadikan media promosi.

“Dalam berkarya saat pandemi Covid-19 ini tidak ada hambatan. Malah lebih banyak waktu untuk produksi. Terutama bagi kami yang memproduksi lagu sendiri,” sebutnya.

Dia berharap rekan-rekannya di Indonesia Timur terus maju, dan harus selalu bangga menggunakan dialek daerah.

Sosok yang sudah mulai berkarir di dunia musik sejak usia 13 tahun ini, mengaku terinspirasi oleh Lipooz, salah satu musisi hip-hop asal Nusa Tenggara Timur, dan berharap dapat bertemu serta berkolaborasi dengan idolanya ini.

“Dulu senang sekali dengan genre-genre hip-hop, namun sekarang lebih menyesuaikan dengan telinga pendengar, dan yang lebih komersial. Lagu yang bisa diterim oleh semua kalangan, seperti pop, dangdut, regea, atau istilahnya orang timut itu lagu pesta,” ujarnya.

Aldo menyebutkan dari karya-karya yang viral di media sosial, saat ini penghasilannya lebih banyak dari platform musik digital, di YouTube sudah mencapai 455.000 subscribe, dan sudah mendaptkan Silver Play Button dari Youtube.(TIARA)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button