Kutikata

Ale Pilih Kamuka

KUTIKATA

Oleh: Elifas Tomix Maspaitella (Pemerhati Sosial)


Seng usah bakumalawang par biking hal, ale pilih kamuka sa, kalu ale mau yang kanang, brarti beta yang kiri” (=tidak usah berbantahan yang membawa masalah, silahkan anda pilih terlebih dahulu, jika anda mau yang kanan, maka saya yang kiri).

Mempersilahkan seorang saudara “pilih kamuka” (=menentukan pilihannya terlebih dahulu) merupakan “pengajarang” (=nasehat) yang bertujuan untuk “jang par cari hal tagal barang/makanang” (=menghindari masalah jika hanya karena barang/makanan). Cara itu pun dahulu digunakan dalam urusan “bage tanah/petuanan” (=membagikan tanah/dusun). Karena “jang cuma tagal barang, hidop orang sudara ilang” (=jangan hanya karena barang, hidup persaudaraan rusak).

Mempersilahkan seorang saudara “pilih kamuka” menunjukkan bahwa “katong hati barsih, seng rekeng untung rugi” (=hati yang tulus tanpa menghitung untung atau rugi). “Lebe bae jaga hidop orang basudara daripada kas’ tinggal akang ancor” (=lebih baik menjaga persaudaraan ketimbang membiarkannya hancur).

Pilih kamuka” menunjukkan bahwa “samua yang ada tuh bae” (=semua yang ada itu baik). “Seng ada yang seng bae” (=tidak ada yang tidak baik). “Akang soal, ale mau upaya ka seng” (=soalnya, anda mau berusaha atau tidak). “Kalu mau sanang-sanang sa, maka biar dapa bageang yang bagus lai, akang bagitu sa” (=jika mau berleha, walau mendapat bagian yang baik, toh hasilnya sama saja). “Mar kalu mau upaya, biar kata dapa bageang sadiki, mar hasil tambong/limpa ruah” (=jika mau berusaha, walau mendapat bagian yang sedikit, hasilnya melimpah).

Pilih kamuka“, mengajak kita untuk “puas deng apa yang su jadi katong bageang” (=berpuas dengan apa yang menjadi bagian kita), “tagal ale yang pilih sandiri” (=anda yang memilih), “bukang orang hentar” (=bukan diantarkan orang lain). Jadi karena “sandiri yang pilih” (=memilih sendiri) maka “jaga babae, polo rapat-rapat, jang lapas, kasih tanda, jang har’biru, jang kas’ rusak” (=jaga dengan baik, peluk erat, jangan dilepaskan, buatlah tanda, jangan hancurkan, jangan rusakkan). “Tangang tuh jang par kas’ binasa sa” (=jaga agar tanganmu jangan hanya untuk menghancurkan), “mar musti par kalesang” (=melainkan untuk mempedulikan).

Kalu sudara su pilih dia bageang kamuka, ingatang jang tawar hati” (=jika saudaramu sudah memilih bagiannya, jangan tawar hatimu). “Dua deng dia pung, katong deng katong pung” (=dia dengan bagiannya, kita dengan bagian kita).

Selasa, 3 Agustus 2021
Perjalanan Masohi sampe Kilo 7 Waitetes, tanah Pamahanu Nusa


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button