AmboinaPendidikan & Kesehatan

125 Siswa dan Guru dari 12 SMP di Ambon yang Gelar PTM Reaktif Covid-19

BERSAMA LAWAN COVID-19

potretmaluku.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon bergerak cepat untuk mengantisipasi tingginya penularan COVID-19 selama satu minggu terakhir.

Upaya tersebut dilakukan dengan melaksanakan Rapid Tes Antigen, yang dimulai pada pada 12 satuan pendidikan tingkat SMP yang menjadi pilot project Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Ambon, Wendy Pelupessy, ketika ditemui disela – sela pelaksanaan tes antigen di SMP Negeri 6 Ambon, Senin (31/1/2022) menjelaskan, tes rapid antigen dilakukan secara acak atau dengan sistem random sampling kepada siswa dan guru di 12 Sekolah.

“Kami lakukan rapid antigen secara acak kepada siswa dan guru di 12 sekolah yang pertama lakuklan PTM Terbatas. Karena jumlahnya mencapai seribu lebih, maka kita ambil sampling 25 persen,” katanya.

Menurut dia, pelaksanaan Screening siswa pada 12 Sekolah Pelaksanana PTM Terbatas, dengan total target 2.257 orang, dan yang melakukan Rapid Antigen sebanyak 1.923 orang atau sebanyak 85% dari target.

Sekolah-sekolah yang melaksanakan rapid antigen secara serentak yakni SMP Negeri 6; 385 peserta, SMP Negeri 4; 299, SMP Negeri 2; 322, SMP Negeri 13; 198, SMP Negeri 7; 205, SMP Negeri 3; 132, SMP Kristen YPPKM; 97, SMP Negeri 8; 88, SMP Kalam Kudus; 66, SMP Negeri 18; 52, dan SMP Santo Andreas; 30 peserta.

Wendy katakan, hasil rapid test antigen ini didapati yang reaktif sebanyak 125 orang atau 6,5%. Jumlah tersebut terdiri dari siswa 88 orang dan guru/pegawai 37 orang.

Dirinya menjelaskan, mereka yang hasil tes antigennya reaktif akan dilanjutkan dengan tes swap PCR, untuk menentukan apakah yang bersangkutan positif atau tidak.

Kadinkes menandaskan dengan adanya penambahan 64 kasus konfirmasi positif COVID-19 sejak 24 – 30 Januari 2022, maka peserta didik yang mengikuti PTM terbatas terus dipantau kondisinya. Tidak hanya itu tes antigen juga dijadwalkan bagi ASN di lingkup Pemkot Ambon.

“Covid ini identik dengan pergerakan, ketika anak – anak ke sekolah, lalu mereka pulang ke rumah dan ada orang tua atau anggota keluarga dengan komorbid, maka bisa menular kepada ke keluarga. Oleh sebab itu kita lakukan langkah antipasi,” tandasnya.(*/TIA)

 

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button