Ini Penyebab Tingginya Angka Pengangguran di Kota Ambon Tahun 2022
potretmaluku.id – Jumlah pengangguran di Kota Ambon Tahun 2022 meningkat. Hal itu tidak terlepas dari berbagai persoalan yang masih menghantui dunia kerja.
Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena menyebutkan penyebab tingginya angka pengangguran di Kota Ambon Tahun 2022 karena ketidak seimbangan antara lapangan kerja dengan kebutuhan tenaga kerja.
Hal itu disampaikan saat membuka sosialisasi program bekerja di Australia yang digelar oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) di Auditorium Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Ambon, Sabtu (25/3/2023).
Kata dia, angka pengangguran Tahun 2022 di kota Ambon meningkat hingga mencapai angka 11,67 persen, dari total jumlah penduduk Kota Ambon.
“Angka pengangguran masih tinggi karena ketidakseimbangan antara ketersediaan lapangan pekerjaan dengan kebutuhan tenaga kerja, baik kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan oleh pasar kerja,” ungkap Wattimena.
Berbeda dengan kabupaten/kota lainnya, Kota Ambon tidak memiliki sumberdaya alam yang menarik investor untuk berinvestasi. Tak hanya itu, ruang kota yang sempit juga menjadi faktor yang membatasi masuknya investasi.
Menurutnya, Ambon tidak memiliki sumberdaya alam yang memungkinkan investor masuk. “Yang bisa diandalkan hanya jasa perdagangan. Sementara di daerah lain, investasi terus berjalan dan membutukan tenaga kerja, sehingga angka pengangguran menurun,” ujarnya.
Tak hanya itu, lanjut Wattimena, faktor lain yang mendukung tingginya pengangguran adalah kesenjangan informasi antara penyedia dan pencari kerja. Dimana penyedia kesulitan mendapat tenaga kerja yang sesuai kualifikasi dan standar yang dibutuhkan.
“ini soal informasi lowongan kerja yang tidak sampai di publik dengan baik. Sehingga banyak pencari kerja tidak memperoleh informasi tersebut,” imbuhnya.
Dia mengaku, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon tidak dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup seiring bertambahnya angka pencari kerja lewat lulusan perguruan tinggi dan SMA.
Pemkot hanya bisa intervensi lewat proyek-proyek yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), itupun terbatas untuk para pekerja tanpa skill.
“Jadi kami berharap, program bekerja di Australia ini dapat membantu pemkot dalam mengurangi angka pengangguran,” imbuh Wattimena.
Program Mencari Kerja di Australia merupakan program kerjasama antara Pemkot Ambon dengan International Working Grup Australia, Aston College Australia, dan Californa Education Center Indonesia.
Sebelumnya, jumlah pendaftar untuk mengikuti program kerja di Australia itu sebanyak 353 orang, namun yang lolos seleksi hanya 145. Yang tidak lolos dalam seleksi tersebut karena faktor bahasa, padahal kuota yang disediakan untuk kota Ambon 1000 orang.
Kata Wattimena, pemkot bakal berupaya meningkatkan kualitas pencari kerja, salah satunya melalui pelatihan bahasa Inggris, agar kesempatan bekerja di luar negeri dapat dimanfaatkan oleh para pencari kerja yang berasal dari Kota Ambon.
“Bersama dengan BPVP kita akan upayakan peningkatan kemampuan bahasa Inggris bagi pencari kerja,” cetus Wattimena. (HAS)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi