Tingkat Inflasi Provinsi Maluku November 2022 Kembali Naik
potretmaluku.id – Inflasi Provinsi Maluku pada bulan November 2022 tercatat mengalami peningkatan menjadi sebesar 1,13% (mtm). Capaian inflasi itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada bulan Oktober 2022 yang mencatatkan deflasi sebesar -0,20% (mtm).
Selain itu, inflasi tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan capaian inflasi nasional sebesar 0,09% (mtm). Angka ini sekaligus menempatkan Provinsi Maluku pada peringkat inflasi bulanan tertinggi diantara provinsi lainnya di Indonesia.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, M. Lukman Hakim mengatakan, peningkatan tingkat inflasi Provinsi Maluku utamanya disebabkan oleh komoditas rokok kretek filter dan rokok putih, serta komoditas perikanan seperti ikan benggol, ikan tongkol, dan ikan selar.
Peningkatan harga komoditas rokok ini merupakan lanjutan transmisi cukai oleh produsen seiring kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) sebesar 12% yang berlaku pada tahun 2022 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 192/PMK.010/2021.
Kata dia, peningkatan harga komoditas perikanan disebabkan oleh suhu permukaan laut di perairan Maluku yang relatif rendah sepanjang November 2022 sehingga berdampak pada terbatasnya produksi ikan tangkap.
“Selain itu, penyesuaian harga BBM juga disinyalir turut membatasi frekuensi aktivitas nelayan sehingga berdampak pada terbatasnya stok ikan tangkap,” kata Lukman, Sabtu (3/12/2022).
Namun demikian, lanjut Lukman, peningkatan inflasi bulan ini dapat tertahan oleh penurunan harga komoditas hortikultura seperti cabai merah, bayam, dan kangkung seiring dengan membaiknya cuaca.
Tingginya inflasi pada bulan November 2022 ini berdampak pada meningkatnya inflasi tahunan Provinsi Maluku yang tercatat sebesar 6,56% (yoy). Angka itu meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 6,48% (yoy).
“Inflasi Provinsi Maluku tersebut juga lebih tinggi dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 5,42% (yoy),” terangnya.
Meningkatnya inflasi pada November 2022 dan masih tingginya potensi tekanan inflasi ke depan khususnya pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi perhatian serius TPID Provinsi Maluku.
Berbagai kegiatan dalam rangka mendukung pengendalian inflasi terus dilakukan, seperti memonitor pelaksanaan Gerakan Tanam Cabai dan Bawang Merah Serentak pada 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku serta pelaksanaan operasi pasar secara terpadu, khususnya di Kota Ambon.
Lukman mengaku, pihaknya terus melakukan monitoring, optimalisasi, dan implementasi anggaran 2% Dana Transfer Umum (DTU) untuk pengendalian inflasi baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terus dilakukan guna mengantisipasi dampak penyesuaian harga BBM.
“Kita terus mengawasi itu, khususnya melalui pemberian subsidi di sektor transportasi atau ongkos angkut komoditas pangan,” tandasnya. (HAS)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi