Setelah 50 Tahun Penantian, Rumah Ibadah Pulau Teon – Mesa Diresmikan
Oleh: Levina Litaay (Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Besar Teon Nila Serua)
Injil pertama kali masuk ke Mesa [Pulau Teon, Maluku] pada 1 Desember 1893, setelah Benjamin Relmasira/Welsopy menghadap Residen Jansen di Amboina, dan memohon agar injil diberitakan di Kampung Mesa.
Residen Jansen setuju dan menyuruh menjemput Penginjil bernama Z. Latuharhary di Jemaat Batumerah, Pulau Damer [Maluku], untuk melakukan pembaptisan pertama kali di Mesa pada 1 Desember 1893. Dari Mesa injil disiarkan ke daerah sekitarnya, yakni Layeni, Isu dan lainnya. Di Layeni terdapat monumen injil masuk pada 10 Desember 1893.
Dalam catatan pembaptisan/permandian Gereja Mesa Pulau Teon , orangtua saya bersama 3 saudara perempuannya yaitu Dorthea Litaay lahir di Mesa, 28 Oktober 1913, dibaptis di Layeni 1 November 1915. Selanjutnya Mathilda Litaay lahir di Mesa 30 Agustus 1915, dibaptis di Layeni 2 November 1919. Lalu Samuel Litaay lahir di Mesa, 21 September 1920, diaptis di Layeni Maret 1921, dan adik bungsu mereka Hendrika Litaay lahir juga di Mesa 26 Maret 1923, dibaptis di Layeni 20 April 1923. Mereka merupakan anak-anak pasangan Izaac Litaay dan Wilhelmina Melaira.
Gereja Mesa ini, pernah terbakar di tahun 1950, dan sempat dibangun seadanya pada tahun 1953. Di tahun 1971 tepatnya 26 Desember, masyarakat Mesa berikhtiar membangun kembali gedung gereja, dengan Ketua Panitia Pembangunan Pertama Samuel Litaay, BA dan Kepala Tukang Zadrak Kurmasela.
Namun di tahun 1978 dengan dalih ancaman Gunung Api Lawarkarwa Pulau Nila meletus, pemerintah melakukan evakuasi paksa masyarakat ketiga pulau: Teon, Nila dan Serua ke Pulau Seram.
Awalnya warga ditempatkan pada barak di daerah Makariki, kemudian dipindahkan ke Waipia, Kabupaten Maluku Tengah.
Pembangunan gereja di Pulau Teon akhirnya terbengkalai. Setelah Kepala Tukang Zadrak Kurmasela meninggal dunia, dilanjutkan oleh Kepala Tukang baru Cores Rijoly.
Di tahun 1992 Ketua Panitia Pembangunan Samuel Litaay meninggal di Ambon, sementara Cores Rijoli jatuh sakit. Upaya untuk kembali menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan ini, digerakan kembali oleh Anak Cucu Mesa/HIPWAL-Himpunan Warga Loyasatomay.
Pada 2017 tepatnya tanggal 19 April, Pdt. Daniel Kaya/KMJ Gereja Protestan Maluku (GPM) Mesa Waipia meneguhkan Ketua Panitia Pembangunan yang baru yaitu dr. Chris Relmasira, MPH dan Kepala Tukang Paulus Wosia serta Ketua Panitia Peresmian Rony Rijoly. Semua anak negeri bertekad untuk menyelesaikan janji orangtua/patura dengan Tuhan.
Pada hari Minggu 14 November 2021 pukul 17.00 WIT, Gedung Gereja “Imanuel” Jemaat GPM Mesa Pulau Teon ditabhiskan oleh Wakil Ketua 1 MPH Sinode GPM Pdt. Lenny Bakarbessy/Rangkoratat, STh dan diresmikan bersama oleh Wakil Gubenur Maluku Drs. Barnabas Nathaniel Orno.
Sejumlah pihak yang turut hadir dalam peresmian Ketua Klasis GPM Masohi Pdt. Dana Lohy, STh, Pdt. Beatrix Soumeru/Orno, STh, yang juga istri Wakil Gubernur Maluku, Ketua DPRD Provinsi Maluku Lucky Wattimury, Pdt. Nona Syahailatua/Wattimury (istri Ketua DPRD Maluku), Camat Teon Nila Serua (TNS) Drs. J. Dias, MSi, Danramil 1502 11/Waipia Letda Inf. J. Latumahina, KPN Negeri Layeni Yanes Tewernussa, KPN Negeri Watludan Ronni Amorsila, Kaur Pembangunan Negeri Isu Zakharias Hommy, Ketum BPP IKB TNS Ir. Levina Litaay, MM, Ketua Jemaat Gereja Pentakosta Pusat Surabaya/GPPS Waipia Pdt. Mayon Hukom, Ketua Jemaat GKRIA Waipia Pdt. Oscar Jalmaf, STh, Pdt. Decky Wurlianty/LPMI, serta sejumlah masyarakat Mesa dari Waipia, Masohi, Ambon, Manado, Jakarta, Jayapura, Sorong, dan Damer.
Acara Peresmian didahului ibadah syukur di tenda pada pelataran gereja, dipimpin KMJ GPM Mesa Waipia Pdt. Lea Febby Picaulima/Paulus S.Si. Dilanjutkan Laporan Ketua Panitia Pembangunan dr. Chris Relmasira MPH, dan Sekapur Sirih oleh Ketua Panitia Peresmian Roni Rijoly.
Setelah Pembacaan Berita Acara Serah Terima Gereja oleh Sekretaris 1 Panitia Peresmian Albertus Relmasira, maka dilakukan penyerahan bangunan gereja kepada GPM oleh Ketua Panitia pembangunan dan disaksikan oleh Pejabat Negeri Mesa Rudi Kailola, S.Sos, Disusul penandandatangan prasasti oleh Wakil Ketua 1 MPH Sinode GPM dan Wakil Gubernur Maluku.
Pada akhirnya penyerahan kunci oleh Kepala Tukang Paulus Wosia kepada MPH Sinode GPM.
Pengguntingan pita pintu gereja oleh istri Wakil Gubernur bersama istri Ketua DPRD. Arak-arakan Pendeta dan majelis dengan membawa Alkitab dan perangkat perjamuan memasuki gereja. Ibadah Pertama dipimpin Pdt.Lenny Bakarbessy/Rangkoratat, STh berlangsung khidmat dengan organis S (Baco) Leinussa dan Charles (Morgan) Mose dibantu 3 kantoria Lien Resley, Ema Mirlau dan Popi Talaksoru.
Ada 4 persembahan pujian dari VG Anak Mesa Asli, VG Persda, Paduan Suara Wadah Perempuan GPM Jemaat Mesa, Solo Ema Mirlau.
Pada bagian akhir terdapat sambutan Ketua 1 MPH Sinode GPM, Bupati Maluku Tengah dimana sambutannya dibacakan Camat TNS dan Sambutan Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno. Acara penutup foto bersama di gereja dan dilanjutkan dengan makan malam di Lakpona dan ramah tamah.
Malam itu juga Wakil Gubernur Maluku, Ketua DPRD Maluku berserta rombongan kembali ke Layeni untuk selanjutnya bertolak ke Ambon bersama Kapal Basarnas. Turut pulang lebih awal bersama rombongan, Wakil Ketua 1 MPH Sinode GPM bersama suami, Ketua Klasis GPM Masohi, Camat TNS, Pejabat Negeri Mesa dan Danramil 1502-11/Waipia.(*)
Konten ini sebelumnya telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Setelah 50 Tahun Penantian, Rumah Ibadah Pulau Teon – Mesa Diresmikan”
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi