AmboinaMusik

Sekkot Ambon Sesalkan Wadah Baliho dari Kayu Halangi Mural Tribute to Glenn Fredly

potretmaluku.id – Sekretaris Kota Ambon, Anthony Gustaf Latuheru menyesalkan pemasangan wadah atau rangka kayu untuk pemasangan baliho, yang menutupi mural enam (6) sosok Glenn dalam berbagai outfit dan ragam penampilan, termasuk saat tengah manggung.

Wadah rangka kayu itu, menempel di sisi selatan bangunan KONI Kota Ambon dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Ambon, yang berada di antara Lapangan Merdeka dan kawasan Taman Pattimura. Pada sisi yang menghadap ke Balai Kota Ambon itulah, mural enam sosok Glenn itu berada.

“Wah saya baru tahu. Coba kalau saya dapat info jauh-jauh hari, pasti saya bicarakan dengan pihak yang memasang rangka kayu itu agar dilepas. apalagi hari ini kita mengenang kepergian Almarhum Glenn Fredly,” ujar Anthony, menjawab potretmaluku.id, usai Talkshow Mengenang 1 tahun Kepergian Glenn Fredly bertajuk “Kasi dihari Putih”, yang digelar di Caffe 27, Taman Pattimura, Ambon, Kamis (8/4/2021).

Anthony kemudian berjanji akan meminta pihak yang memasang rangka kayu itu, agar segera melepasnya, biar warga yang beraktivitas di Lapangan Merdeka kembali bisa menikmati mural tersebut. Termasuk bisa berswafoto pada sisi lapangan yang juga ada tulisan “Ambon Manise” itu.

Sebagaimana diketahui, pasca berpulangnya Glenn Fredly pada Rabu (8/4/2020), sejumlah seniman mural di Kota Ambon lantas membuat mural sebagai tribure bagi musisi low profile itu, di salah satu sisi Lapangan Merdeka Ambon.

Sayangnya mural yang menjadi bukti kecintaan kepada Glenn itu ditutupi rangka kayu untuk pemasangan baliho atau spanduk. Sejumlah warganet di Kota Ambon, diantaranya para musisi dan seniman mural, menyesalkan pemasangan rangka kayu yang menutupi mural tribute to Glenn Fredly ini.

Clifford Leiwakabessy salah satu musisi di Kota Ambon, menyampaikan kekecewaannya soal rangka kayu tersebut di laman Facebooknya. Dia menyebutnya sebagai “Pemandangan yang sangat menyedihkan”.

“Hasil karya seorang seniman yang timbul dalam rasa dan  karsa terhadap sosok Glenn Fredly, yang adalah salah satu dari banyaknya anak Maluku, yang dianggap sangat mengangkat nama orang Maluku di bidang musik sampai ke kancah Internasional dan juga sering mengagungkan perdamaian, ternyata sangat tidak dihargai oleh pihak-pihak tertentu. Dengan mempersiapkan bingkai untuk memasang spanduk/baleho dalam bentuk ucapan atau pamer gambar kelompok tertentu.

Pembunuhan kreatifitas selalu terjadi terhadap anak neg’ri. #harusdibongkar,” tulis Cliff.

Sebada dengan Cliff, salah satu vocalis band reggae di Kota Ambon, Elrio Dafcar Efruan juga menyesalkan pemasangan rangka kayu baliho, yang tidak mengindahkan karya seni mural Tribute to Glenn Fredly.

Pada laman FBnya, Elrio menulis, “Mungkin buat mereka, seni itu hanya sebatas gambar saja. Tapi mereka tidak tahu betapa sedihnya pelaku seni, ketika seninya tidak dihargai”.

“Cuma mau bilang, sudah hampir 1 tahun (mural) masih terhalang. Dong seng bisa lepas kayu rep yang menghalangi mural tu kaa. Kalo su abis gunakan untuk kebaikan, maka buatlah kebaikan juga buat pelaku seni. Hargai lah,” tulis Elrio.

20210408 170848
Mural tribute to Glenn Fredly di Lapangan Merdeka Ambon, yang tertutupi rangka kayu untuk memajang spanduk atau baliho. Warga maupun penggemar musisi papan atas tanah air ini belakangan susah untuk berswafoto di tempat tersebut karena muralnya terhalang rangka kayu.(Foto: potretmaluku.id/zairin)

Kepada potretmaluku.id seniman senior yang juga salah satu arsitek ternama di Maluku, Pieter Muriany juga menyesalkan tindakan, yang disebutnya nyata-nyata terjadi di mata publik, dan dilakukan oleh orang intelek pengambil keputusan formil.

“Ini menunjukan bahwa perhatian terhadap seni lukis, mural, dan sejenisnya di daerah ini, sangat jauh dibanding seni musik yang dianggap ikon. Tanpa melihat bahwa anak-anak Maluku juga punya talenta besar dalam seni rupa,” ujar arsitek yang mendesain sejumlah bangunan ikonik di Kota Ambon ini.

Menurut dia, di saat daerah lain berusaha mengembangkan seni rupa lewat even-even dan sarana untuk mengangkat kreatifitas dan taraf hidup pelaku seni rupa, di Ambon atau Maluku malah terkesan ”dibunuh”.

“Bagaimana dengan wacana mau bangun Museum Glenn Fredly, jika mural yabg menjadi tribute bagi dia saja tidak dihargai. Padahal Lapangan Merdeka sangat luas. Ada berbagai sisi bisa dipakai buat memasang rangka balahi itu,” sesal Pieter.

Kini satu tahun sudah mural sebagai Tribute bagi Glenn Fredly itu dibikin. Semoga setelah Sekkot Ambon menghubungi pihak terkait yang memasang rangka kayu itu, warga sudah bisa kembali berswafoto di lokasi tersebut, sambil musisi dan juga aktivis yang sangat cinta kepada Indonesia Timur, kepada Maluku, kepada Ambon ini.(PM-03)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button