AmboinaLingkunganMalukuPendidikan & Kesehatan

Peresmian Seasoldier Ambon dan Langkah Awal Konservasi di Maluku

potretmaluku.id – Seasoldier bekerja sama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PNM Cabang Ambon melaksanakan kegiatan transplantasi 600 fragment terumbu karang jenis acropora di Pantai Letan, Morella, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Selasa (29/10/2024) kemarin.

Inisiatif tersebut merupakan langkah awal dari program utama regional Seasoldier Ambon untuk merehabilitasi ekosistem laut di Maluku, sekaligus menegaskan komitmen dalam upaya pelestarian lingkungan yang berdampak langsung pada keberlanjutan sumber daya laut setempat.

Seasoldier adalah organisasi independen yang lahir dari kepedulian pribadi terhadap lingkungan, pertama kali digagas oleh Nadine Chandrawinata dan Dinni Septianingrum pada 28 Maret 2015.

Founder & COO Seasoldier, Dinni Septianingrum mengatakan, hingga kini Seasoldier telah melibatkan lebih dari 10.000 relawan di 17 wilayah atau regional di seluruh Indonesia yang berkomitmen pada aksi nyata dan berkelanjutan.

“Seasoldier juga bekerja sama dengan lebih dari 50 organisasi dan lembaga yang berbeda,” kata Dinny dalam rilisnya yang diterima potretmaluku.id pada Rabu (30/10/2024).

Dinni menyebutkan, program-program Seasoldier berfokus pada konservasi mangrove, transplantasi terumbu karang, konservasi lamun, konservasi pohon dan bambu, edukasi pemuda melalui “Pondok Pemuda”, program pengelolaan sampah “Bersihkan Warungku,” program edukasi “Seasoldier Junior,” berbagai aksi Clean Up, dan lainnya.

“Program-program ini diharapkan tidak hanya melestarikan lingkungan tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keberlanjutan alam melalui aksi nyata,” ungkapnya.

Kata dia, sebelumnya pada 26 Oktober 2024 lal, telah diadakan diskusi lingkungan sekaligus peresmian Seasoldier Ambon di The Gade Coffee & Gold, Ambon.

“Acara itu dihadiri oleh berbagai komunitas peduli lingkungan dan masyarakat setempat yang antusias mendukung berbagai program konservasi lingkungan di Maluku,” jelasnya.

Menurutnya, Kota Ambon sebagai ibukota Provinsi Maluku, dikenal dengan luas lautan mencapai 17,55 km² dari total wilayah 359,45 km² dan keindahan bawah lautnya.

Namun, potensi tersebut kini terancam oleh berbagai tantangan, seperti krisis iklim, pariwisata yang tidak bertanggung jawab, aktivitas nelayan yang tidak ramah lingkungan, dan masalah sampah yang berakhir di laut.

Dinni berharap, kegiatan tersebut menjadi salah satu pemantik anak muda di Ambon untuk menjaga kelestarian laut dan lingkungan.

“Karena dengan menjaga kelestarian laut artinya akan memiliki impact ke perekonomian, pariwisata, perikanan, dan manfaat baik lainnya,” tandas Dinni. (SAH)

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button