
potretmaluku.id – Warga Desa Danau Rana, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku menyatakan sikap akan memili pasangan Jefry Apolly Rahawarin – Abdul Mukti Keliobas (JAR-AMK) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku di Pilkada 27 November mendatang.
Tak cukup disitu, mereka juga mendoakan JAR-AMK terpilih di kontestasi lima tahunan itu, agar dapat memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan masyarakat Danau Rana yang selama ini merasa terabaikan oleh negara.
“Saya Matdu Dukola, Kepala Soa Danau Rana. Kami berdoa Tuhan dan datuk moyang berkehendak untuk bapak menjadi pemimpin. Jika itu terjadi, jangan lupakan kami masyarakat Danau Rana,” kata Matdu dalam kampanye dialogis, Jumat (15/11/2024).
Menurutnya, masyarakat Danau Rana belum merasakan merdeka sebaik-baiknya merdeka. Selain gedung sekolah yang terbatas, infrastruktur jalan di sekitaran Danau Rana sangat memprihatinkan.
Melintas di jalan kawasan Danau Rana, cukup berisiko, nyawa jadi taruhan. Namun masyarakat menggunakan jalan tersebut karena tidak ada jalan alternatif lain.
Dia mengaku, sejak Buru dimekarkan jadi sebuah kabupaten di Maluku, hingga kini belum ada satupun putra-putri asli Danau Rana yang terpilih menjadi anggota TNI dan Polri.
Padahal, warga Danau Rana juga sangat menginginkan itu. Paling tidak itu menjadi satu kebanggaan bagi masyarakat di Danau Rana bahwa ada juga warga mereka yang menjadi abdi negara.
“Sekali lagi pak, tolong jika sudah jadi Gubernur, jangan lupakan kami masyarakat Danau Rana,” kata Matdu dengan air mata menetes.
Tetua adat desa setempat itu mengungkapkan, warganya pernah membangun gedung sekolah menengah atas (SMA) sejak tiga atau empat tahun yang lalu. Namun. Sampai sekarang belum kelar-kelar lantaran tak punya anggaran.
Siswa SMA di desa tersebut terpaksa menggunakan gedung Sekolah Dasar (SD) untuk kegiatan belajar mengajar.
“Kami ingin generasi muda Danau Rana menikmati gedung pendidikan yang layak, tapi belum terwujud,” ungkapnya.
Menurut Matdu, tokoh adat setempat pernah mendatangi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku hingga Gubernur Maluku yang dijabat Murad Ismail saat itu untuk meminta bantuan menyelesaikan pembangunan gedung sekolah SMA, namun aspirasi masyarakat tidak pernah direspon.
“Harapan kami satu pak, kami ingin merasakan kesejahteraan dan kemerdekaan sama halnya dengan masyarakat di daerah lain,” imbuhnya. (SAH)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi