Amboina

Mercy Barends: Warga Wermaktian Bisa Nikmati Listrik Setelah 78 Tahun Indonesia Merdeka

potretmaluku.id, – Anggota DPR RI Dapil Mercy Chriesty Barends menyatakan, 78 tahun setelah Indonesia merdeka baru warga di Kecamatan Wermaktian, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, bisa menikmati aliran listrik melalui pengoperasian Pembangkit Listrik tenaga Diesel (PLTD) Makatian.

“78 tahun Indonesia merdeka warga di Kecamatan Wermaktian hidup dalam kegelapan. Hari ini mereka bergembira karena bisa menikmati aliran listrik,” kata Mercy Barends saat presmian PLTD di Desa Makatian, Kepulauan Tanimbar, Senin (7/8/2023).

Mercy menjelaskan, listrik menjadi salah satu kebutuhan dasar yang dibutuhkan dan dirindukan untuk dinikmati oleh seluruh masyarakat di pelosok Kepulauan Tanimbar, bahkan di Provinsi Maluku.

Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan itu mencontohkan setiap kali berkunjung ke Tanimbar hampir sebagian masyarakat mengeluh tentang listrik. “Saya tahu masyarakat dari Molu Maru, dari Yaru ketika jumpa dengan saya di Saumlaki, hanya mengeluhkan satu hal yaitu listrik,” ujarnya.

Dia banyak mendapat laporan dari masyarakat di Tanimbar yang berbatasan dengan negara tetangga Australia itu bahwa sudah ada tiang listrik dan jaringan, tetapi belum ada mesin pembangkitnya belum ada.

“Jadi hari ini saya ikut merasakan kegembiraan masyarakat dapat menikmati aliran listrik yang selama 78 tahun menjadi barang langka bagi mereka. Ini perjuangan yang tidak mudah untuk mewujudkannya,” ujar Mercy.

Anggota Badan Anggaran DPR itu juga menyoroti ketidaksetaraan energi yang terjadi, dimana di beberapa wilayah seperti Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan terdapat pasokan energi berlebih, sementara di kawasan Timur Indonesia yang termasuk dalam kategori Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), malah sebaliknya masih banyak yang belum mendapatkan pasokan listrik negara.

“Selama 78 tahun kami belum melihat listrik di wilayah ini, dan ini menjadi hal yang sangat ironis bagi saya,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, tahun 2016 secara keseluruhan Maluku memiliki rasio elektrifikasi hanya sekitar 60 persen lebih. Dari 1.241 desa di Maluku ada 800-an desa sudah menikmati listrik, 400 lainnya belum menikmati.

Menurut Barends, pada tahun 2017 surat edaran Kementerian ESDM sebagai mitra Komisi VII DPR RI yaitu moratorium pembelian satuan pembangkit diesel (SPD). “Tidak boleh lagi beli mesin karena kita sudah masuk fase transisi energi dari energi yang berbasis fosil, harus menggunakan energi yang lebih hijau yang lebih bersih. Mau pindah ke gas atau mau pakai dengan yang lainnya,” katanya.

Hal ini yang menyebabkan pengadaan kelistrikan menjadi tertunda sejak tahun 2017.

Sampai awal tahun 2020 kemudian dibahas tentang pencabutan moratorium, dan pada akhirnya menteri ESDM setuju untuk mencabut dan kemudian masalah Lisa atau listrik Desa kembali dibahas dan digagas.

“Surat moratorium dicabut relaksasinya dibuka, pintunya kecil saja untuk satu Indonesia raya ini, hanya untuk Maluku dan Maluku Utara disetujui 97 PLTD diselesaikan,” katanya.

Dari 97 unit itu, 54 PLTD diantaranya akan dibangun di Maluku dan sisanya di Maluku Utara. Sebanyak 37 unit PLTD akan diresmikan sebagian sebelum 17 Agustus dan sebagian sisanya setelah itu. Pada tanggal 17 Agustus 2023 akan ada penyalaan serentak.

“Karena kurangnya personil, kami akan laksanakan terpusat di Pulau Molu Maru, peresmiannya pada tanggal 17 Agustus,” ujar Mercy.

MCB Tanimbar
Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barends menekan tombol panel listrik menandai pengoperasian PLTD Makatian, Kecamatan Wermaktian, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Senin (7/8/2023). (Foto: HUmas PLN UIW Maluku Malut)

Saat ini, katanya elektrikasi di Maluku sedang menuju ke 93 persen dan jika 37 PLTD lagi dioperasikan maka elektrikasi Maluku akan ada di angka 96 persen.

Menyangkut masalah penganggaran sampai proses pengadaan, wanita berdarah Aru ini menyatakan tidak mau ‘cawe-cawe’. Urusan proyek saya tidak main satu proyek, harapan saya cuma satu cintailah pulau-pulau kecil. Karena kalau pulau-pulau ini semua nyala (listrik) satu Indonesia Raya elektrifikasinya bisa 100 persen,” tegasnya.

Ditambahkannya, proses penyalaan PLTD yang baru diresmikan akan nyala selama 6 jam, setelah 17 Agustus akan menjadi 12 jam dan akan diatur secara bertahap hingga 24 jam.

Selain PLTD Makatian, ada juga tiga PLTD di Kepulauan Tanimbar yang akan diresmikan pada 17 Agustus 2023 yaitu PLTD Matakus, PLTD Romean dan PLTD Adodo Molu.

PLTD Makatian yang diresmikan memiliki mesin 2 x 40 KW, tiga operator, tangki 3×5 kilo liter (5 ton), JTR (jaringan tenaga rendah) 3 Kms (kilo meter sirkuit) dan potensi pelanggan sebanyak 256 orang.

PLTD Matakus dilayani mesin 1×80 KW, 3 operator, tangki 3×5 Kl (5 ton), JTR 1,1 Kms dan potensi pelanggan sebanyak 97 orang, PLTD Adodo Molu, mesin 2×100 KW, 6 operator, tangki 2×30 Kl (30 ton), JTR 22 Kms, dan potensi pelanggan sebanyak 521 orang.

Sedangkan PLTD Romean merupakan yang terbesar dengan mesin 2×200 KW dan 1×100 KW, 6 operator, tangki 3×30 Kl (30 ton), 14,2 Kms JTR, dan potensi pelanggan sebanyak 1.145 orang. (JAY)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button