Gaya Hidup

Menulis Puisi Bukan Sekadar Kata-Kata Indah Tapi Juga Bermakna

potretmaluku.id – Menulis puisi bagi Rusdin Tompo, penulis dan pegiat literasi, di Sulawesi Selatan, bukan sekadar terpaku pada keindahan kata-kata atau larik-lariknya. Namun, terpenting adalah makna dan pesan yang akan disampaikan.

Pencipta puisi “Panggil Aku Daeng” itu menyampaikan, memang terkadang pada masa awal, seseorang lebih menekankan pada estetika larik-larik puisinya. Itu bagian dari proses belajar, di mana si penulis mengekplorasi keindahan bahasanya.

Nanti, lanjutnya, ada semacam panggilan menulis puisi sebagai sikap kritis, kepedulian dan keberpihakan. Puisi jadi medium ekspresi untuk membela orang-orang yang terpinggirkan, mereka yang termarginalkan, dan wujud rasa kemanusiaan penulisnya.

Dalam pembelajaran hari itu, ada mahasiswa yang bertanya, bagaimana mengetahui sebuah puisi itu merupakan puisi yang baik? Rusdin Tompo tidak memberikan jawaban pasti indikator puisi yang bagus. Menurutnya, bisa karena permainan rima, majas yang kuat dan pas, atau gaya pengungkapan yang segar.

Ada juga yang menyampaikan kendalanya menulis puisi, padahal idenya sudah ada. Lalu dijawab, itu bisa karena kita terlalu terpaku pada apa yang mau ditulis, bukan pada apa yang mau dikatakan. Terlalu sibuk mencari kata atau larik yang bagus. Dia kemudian memberi motivasi agar berani memulai untuk menulis. Koreksinya nanti belakangan.

Mahasiswa lainnya bertanya, mengapa dia lebih suka menulis quotes, bukan puisi lengkap? Quotes ini merupakan kutipan atau ungkapan yang ditulis oleh seseorang yang terkenal atau yang punya pengaruh. Dijawab, itu karena kita fokus pada permainan kata-katanya yang indah. Meski quotes yang berupa kata-kata bijak singkat itu, kadang punya makna mendalam.

“Ini efek dari media sosial, biar lebih mudah dicantumkan dan jadi status kita di medsos,” jawab Rusdin Tompo.

Disampaikan, rajin membuat status di medsos sebenarnya bisa jadi modal untuk aktivitas menulis. Tinggal bagaimana membuat status yang lebih bercerita, yang jelas informasinya. Dia sendiri mengakui, banyak puisinya tercipta dari postingan-postingan orang di medsos.

“Medsos jadi salah satu sumber ide kreatif bagi saya,” pungkasnya.(TIA)

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DIĀ GOOGLE NEWS


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button