BuruLingkungan

Lakukan Penertiban PETI di Kawasan Gunung Botak, Personil Polres Buru Dihadang  Warga

potretmaluku.id – Banyak sekali penambang ilegal dari berbagai daerah saat ini mulai melirik kembali kawasan Gunung Botak di Pulau Buru. Baik warga di luar Maluku maupun dari dalam yang berusaha datang untuk mencari “makan” di Gunung Botak.

Namun yang disayangkan Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol. M. Roem Ohoirat, pada November 2020 lalu, Pemda Kabupaten Buru menarik diri dan tidak lagi membantu PAM di kawasan tersebut. Padahal selama ini pengamanan kawasan Gunung Botak dilakukan bersama dengan Pemda.

“Sejak penarikan itu, dukungan pengamanan seperti biaya operasional makan minum terhenti. Meski begitu, pengamanan kawasan masih terus dilakukan oleh Polres Buru hingga akhirnya dikendorkan polisi pada Maret 2021 kemarin,” terang Roem di Ambon, Selasa (25/5/2021).

Meski dilakukan penarikan personil dari Pos PAM Gunung Botak, namun kata Roem, patroli keliling terus dilaksanakan sampai saat ini. Sebab, biaya pendukung operasional penempatan personil di sejumlah Pos PAM menjadi kendala utama.

Dengan mulai banyaknya penambang yang kembali melirik Gunung Botak, Roem mengkhawatirkan akan banyak menimbulkan masalah di sana, jika tidak segera ditangani.

“Tidak hanya masalah terkait ketertiban, tetapi juga menyangkut masalah ekonomi masyarakat, kemudian yang paling pokok dan terpenting adalah terkait dengan masalah pencemaran lingkungan,” ujarnya.

Juru bicara Polda Maluku ini mengaku, puluhan kali sudah pihaknya melakukan penertiban. Hingga Senin (24/5/2021) kemarin, Polres Pulau Buru kembali melakukan penertiban terhadap para penambang.

Saat penertiban dilakukan, sebanyak 19 orang Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) berhasil diamankan. Mereka ditemukan sedang melakukan aktivitas ilegal dengan menggunakan bahan kimia berbahaya.

Roem mengungkapkan, saat diamankan, belasan penambang ilegal kemudian digelandang menuju Markas Polres Pulau Buru untuk diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku. Tapi, di tengah perjalanan atau tepatnya di kawasan Desa Dava, sekelompok warga melakukan penghadangan.

Massa warga menghadang polisi menggunakan kayu dan senjata tajam, sambil memaksa belasan PETI yang sudah diamankan di dalam mobil tersebut dilepaskan.

“Ada 19 orang yang sudah kita amankan kemarin. Kita kemudian dihadang, dan para penambang itu diturunkan secara paksa. Tapi kita berhasil mengamankan dua orang provokator dalam aksi itu,” ungkapnya.

Mantan Kapolres Kepulauan Aru dan Tual ini mengaku, pihaknya kerap mendapat laporan dari masyarakat sekitar yang mulai merasa resah dengan aktivitas ilegal di Gunung Botak.

Mengingat area tambang emas Gunung Botak begitu luas, dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan. Khususnya Pemda, diharapkan dapat segera mengambil langkah kebijakan yang tepat terkait dengan penataan Gunung Botak.

“Biar masyarakat juga bisa merasakan manfaatnya, lalu keamanan dan kenyamanan masyarakat sekitar juga bisa berjalan dengan baik,” katanya.

Dukungan pemerintah, lanjut Roem, sangat diperlukan karena di sana tidak hanya terkait persoalan Kamtibmas, juga masalah sosial ekonomi serta lingkungan hidup.

Di sisi lain, berbagai pembinaan juga perlu dan harus terus dilakukan pemerintah untuk menyadarkan masyarakat terkait bahaya pencemaran lingkungan akibat dampak penambangan emas secara ilegal yang terjadi di Gunung Botak.

“Karena di situ juga terkait dengan bagaimana pembiayaan aparat yang melakukan pengamanan, kemudian harus ada pembinaan-pembinaan kepada masyarakat yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah, sehingga timbul kesadaran masyarakat untuk sama-sama melakukan pengelolaan terhadap Gunung Botak itu sendiri,” pintanya.

Roem mengaku, apabila persoalan ini tidak segera ditangani secara baik, maka masalah yang ditimbulkan akan semakin meluas, terutama di sisi pencemaran lingkungan.

“Jika ini tidak segera ditangani dengan baik maka setiap saat dan sampai kapanpun masyarakat akan berusaha masuk secara ilegal di Gunung Botak. Dan jika terjadi permasalahan di sana, maka yang akan di soroti adalah polisi sendiri sebagai pengamanan di daerah tersebut,” tandasnya.(PM-02)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button