Oleh: Pdt. Carlos Titahena (Ketua Majelis Jemaat Gereja Protestan Maluku [GPM] Piliana, Klasis GPM Telutih)
Seketika hati saya gembira, melihat bendera dan umbul-umbul warna-warni berlogo Telkomsel pada sebuah desa kecil di pesisir Seram Selatan. Sebelumnya, kami para peserta kegiatan diberitahu, begitu ketemu desa dengan bendera dan umbul-umbul warna-warni berlogo perusahaan telekomunikasi tersebut, berarti kami sudah tiba di desa tujuan.
Lingkungan yang bersih dan asri, dilengkapi tata ruang desa yang rapi serta dihuni oleh berbagai etnik (Seram, Tenggara, Bugis, Buton), memberikan gambaran pertumbuhan populasi masyarakat yang multietnik dan tentu multikultur.
Salamahu nama negeri ini. Terletak di Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah.
Saya harus menghabiskan waktu empat hari di sini, dalam rangka Workshop Jurnalisme Warga, bersama dengan peserta lain. Ada yang datang dari Kota Masohi, daerah Seram Utara Barat, Seram Timur dan Telutih.
Di negeri mungil ini, kami dibekali dengan pengetahuan tentang jurnalistik maupun advokasi tentang lingkungan. Selain dijejali sejumlah materi yang menarik, mata kami juga dimanjakan dengan suasana lingkungan yang sungguh berbeda dengan negeri-negeri sekitarnya.
Pada hari pertama tiba di negeri ini, saya dan para peserta lainnya dibagi untuk nginap di rumah jemaat setempat. Kami melepaskan rasa capek perjalanan panjang dari tempat asal masing-masing, bersama keluarga ibu/bapak angkat, ditemani segelas kopi dan pisang goreng.
Ada senyum dan gelak tawa, ketika kami saling memperkenalkan diri dan berbagi cerita pengalaman. Misalnya cerita saat menempuh perjalanan dari Seram Utara ke Seram Selatan.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi