Ketua DPRD Maluku: MTQ di Saumlaki Sukses, Bukti Kuatnya Toleransi Beragama
potretmaluku.id – Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXIX tingkat Provinsi Maluku tahun 2022, yang berlangsung sukses di Kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), merupakan contoh nyata dari toleransi beragama di Maluku.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua DPRD Provinsi Maluku Lucky Wattimury di Kota Saumlaki, KKT, Jumat (25/3/2022).
“Saya yakin, seyakin-yakinnya, haqqul yakin, para kafilah utusan 11 kabupaten dan kota di Maluku dengan latar belakang adat, budaya dan tradisi yang berbeda, sudah banyak belajar serta saling mengenal satu sama yang lain,” tandas Lucky.
Bahkan, kata dia, lebih dari itu sudah saling memperkenalkan budaya dari masing-masing daerah maupun saling membina persahabatan diantara sesama kafilah.
Politisi PDI-Perjuangan ini, memuji pelaksanaan MTQ XXIX Maluku yang sudah berlangsung sejak tanggal 18 hingga 24 Maret 2022 itu dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, yang merupakan daerah dengan penduduk mayoritas non-Muslim.
Karena itu, lanjut dia, MTQ XXIX Maluku di Tanimbar sangat unik karena terlaksana di daerah yang mayoritas penduduknya beragama non-Muslim atau hanya 4 persen penduduk yang beragama Islam.
“Selain itu, umat lintas agama di daerah ini bersama pemerintah daerah terlibat langsung sebagai panitia pelaksana,” terangnya.
Pastor Simon Petrus Matruty yang adalah wakil uskup wilayah setempat bertindak sebagai ketua panitia dan pendeta Gereja Protestan Maluku Klasis Tanimbar Selatan bertindak sebagai ketua harian.
Menurut Lucky, pemerintah daerah dan masyarakat Maluku, khususnya di Kepulauan Tanimbar, harus berbangga karena pelaksanaan MTQ telah membuktikan bahwa Maluku tidak hanya sebagai negeri raja-raja, tetapi juga negeri yang dapat dijadikan contoh dalam merajut toleransi hidup beragama dan persaudaraan sejati.
Keterlibatan warga non-Muslim dalam panitia pelaksana, atau mendampingi kafilah MTQ dari kabupaten dan kota, kata dia, adalah contoh dan bukti bagi bangsa Indonesia bahwa Provinsi Maluku adalah “rumah orang basudara”, rumah toleransi dan kerukunan beragama.
“Rumah katong (kita) semua, dimana orang lain bisa belajar dari Maluku,” kata Lucky Wattimury.(*)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi