potretmaluku.id – Keragaman budaya Indonesia adalah kekayaan yang sangat bermakna bagi kita. Sebagai sebuah negara kepulauan dengan letak geografis yang diapit oleh dua benua Asia dan Australia dan berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 400 suku bangsa.
Masing-masing suku memiliki ciri khas budaya dan adat istiadatnya, yang menjadikan Indonesia negara dengan keberagaman yang menarik hati.
Jagantara, Jaga Warisan Nusantara menjadi ruang bagi kita semua untuk memiliki kepedulian bersama, akan berharganya kekayaan budaya Indonesia.
Karena seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, tanpa kita sadari berbagai unsur budaya termasuk kesenian dan adat istiadat, perlahan terkikis dan tergantikan oleh unsur budaya luar.
Jagantara diselenggarakan oleh Warisan Budaya Indonesia (WBI) Foundation, di Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Warisan Budaya Indonesia sendiri didirikan pada tanggal 24 November 2021 oleh tokoh-tokoh yang peduli akan pentingnya menjaga budaya Indonesia.
Melalui berbagai kegiatan WBI ingin berkontribusi pada kemajuan budaya nasional memanfaatkan dan melestarikan budaya secara kreatif, membangun rasa cinta bangsa Indonesia, khususnya kaum muda terhadap budaya Indonesia, dan terus mendukung keberadaan pelaku budaya di negeri ini serta memberi ruang bagi mereka untuk berkarya.
Acara JAGANTARA, berlangsung mulai dari 29 Juli 2022 hingga 21 Agustus 2022, dengan berbagai bidang kegiatan, mulai dari Wastra Nusantara, Kuliner, Sinema, Kerajinan dan Interior serta berbagai kegiatan bertemakan Anak Muda.
Di bidang Wastra pengunjung yang hadir di JAGANTARA bisa melihat Pohon Jagantara. Sebuah instalasi pohon raksasa yang berhiaskan kain-kain indah dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, hadir pula aneka produk fashion, kerajinan dan keperluan interior yang dibuat dari kain-kain tradisional khas Indonesia.
Produk-produk ini dibuat sesuai dengan kebutuhan gaya hidup pada saat ini, yang mengutamakan kepraktisan tetapi tetap memiliki sentuhan Indonesia. Apalagi produk-produk kerajinan interior Indonesia juga telah menembus pasar internasional sehingga memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
Dan Instalasi Heritage Diplomacy, yang menghadirkan 8 karya disainer Indonesia menggunakan bahan wastra dari berbagai daerah di Indonesia, seperti songket Sumatra Barat, Tenun Sumba, dan Batik Cirebon. Kain-kain tradisional ini dipadukan dengan cantik dalam rancangan yang mengambil inspirasi dari manca negara. Seperti Jepang, India, Polandia dan Meksiko.
Di bidang Kuliner, JAGANTARA mengajak pengunjung untuk lebih mengenal keunikan budaya kuliner di Indonesia. Mulai dari memperkenalkan koleksi buku memasak kuno yang telah ada dan dipakai oleh masyarakat Indonesia , instalasi pameran foto-foto pasar tradisional di Indonesia, aneka talkshow seputar kuliner Indonesia dan food tasting (icip-icip) makanan dan minuman tradisional. Semuanya dikemas dengan sentuhan menarik dalam tema Pasar Rakyat.
Di bidang Seni dan Budaya, JAGANTARA memutar beberapa sinema karya anak bangsa yang memiliki sentuhan budaya dalam kemasannya. Setiap akhir pekan pengunjung bisa menyaksikan sinema Indonesia yang pernah popular pada masanya, seperti film Tiga Dara dan Arisan.
Karena salah satu tujuan yang ingin dicapai JAGANTARA adalah mengajak sebanyak mungkin generasi muda untuk peduli dengan budaya Indonesia, maka berbagai acara yang melibatkan anak muda juga dihadirkan di Ashta.
Selain ada pop up market yang menampilkan produk kreasi anak-anak muda yang mengusung kebudayaan Indonesia, setiap akhir pekan diadakan berbagai kegiatan yang menarik. Mulai dari pertunjukan tari tradisional, fashion show dengan baju-baju bersentuhkan etnik Indonesia sampai hiburan musik dan DJ.
Melalui berbagai kegiatan ini Warisan Budaya Indonesia (WBI) Foundation selaku penyelenggara JAGANTARA berharap nilai-nilai budaya di Indonesia bisa terus dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi yang akan datang. Semua ini merupakan bagian dari cita-cita WBI agar kekayaan budaya Indonesia tidak hanya dikagumi sebagai maha karya semata, tetapi bisa menjadi devisa negara dan membawa kesejahteraan bagi para pelaku budaya.(*/TIA)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi