Amboina

Ini Penjelasan Dinas LH Maluku Soal Matinya Puluhan mangrove di Depan PLN Poka Ambon

potretmaluku.id – Keresahan warga terkait mengeringnya dan matinya puluhan mangrove atau pohon bakau pada pesisir Teluk Ambon, tepatnya di Pantai Desa Poka, Kota Ambon, ditanggapi Dinas Lingkungan Hidup (LH) Provinsi Maluku.

Kepada wartawan di Ambon, Selasa (13/9/2022), Kepala Dinas LH Provinsi Maluku, Roy Siauta menuturkan, pihaknya melakukan uji Lab pada Laboratorium milik Dinas Kesehatan Provinsi Maluku.

Menurut dia, berdasarkan hasil lab yang diterima pihaknya pada 12 Agustus 2022 lalu, menyatakan bahwa ada kandungan minyak dan lemak, namun tidak melampaui baku mutu, atau masih dalam nilai ambang batas dan daya toleransi.

“Kami telah melakukan pengujian beberapa sampel, yakni titik pantau badan air PLN Poka, terdapat parameter minyak dan lemak mg/1 = 1 (kadar yang diperbolehkan) = 0,023. Kemudian untuk sampel outlet dan badan air sungai dengan hasil 0,022,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Roy, sampel lain yakni di bagian bawah jembatan, dan hulu sungai dengan hasil 0,924 dan sampel pertemuan air laut dan air sungai, hasilnya 0,5489.

”Jadi semua hasil lab ditemukan minyak dan lemak yang hasilnya masih di bawah baku mutu. Artinya masih bisa diterima oleh lingkungan,” tandasnya.

matinya puluhan mangrove
Kepala Dinas LH Provinsi Maluku, Roy Siauta.(Foto: Istimewa)

Terhadap hasil lab, lanut dia, pihak Dinas LH Maluku, tidak dapat memastikan sebab akibat kematian mangrove tersebut.

“Sebab fakta di lokasi penanaman mangrove terdapat banyak tumpukan sampah plastik, yang sesuai ilmu lingkungan juga berpotensi menghambat pertumbuhan mangrove dan bahkan bisa mematikan tanaman penahan ombak itu,” terangnya.

Roy menyebutkan, pihaknya mengacu pada hasil uji lab, karena dari hasil ini dapat dilihat kadar minyak yang melampaui atau tidak. Sehingga dari hasil ini pihaknya bisa memastikan kasus ini murni kesalahan PLN atau bukan.

“Fakta di lapangan, bahwa pada lokasi itu bukan hanya ada PLN, tapi juga ada bengkel-bengkel yang merupakan usaha masyarakat, serta aktivitas dari instansi lain,” tegas Roy.

Ia mennuturkan, pihaknya telah melakukan pertemuan bersama LIPI, PLN dan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, terkait asil laboratorium.

“Pada rapat internal ini dibahas berbagai langkah atau formula baru, untuk mengembalikan mangrove yang disertai tata cara pemeliharaan yang lebih baik,” ungkapnya.

Langkah-langkah yang disepakati bersama, kata Roy, yakni akan didirikan pagar ram di atas talud, untuk mencegah masuknya sampah dari darat, serta memasang jaring sampah yang akan mengelilingi lokasi mangrove.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2Next page

Berita Serupa

Back to top button