LainnyaSosok

FIB Unhas Gandeng Penulis pada Kelas Praktisi Mengajar

 

potretmaluku.id- Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin, mengundang penulis dan editor buku, Rusdin Tompo, guna berbagi pengalaman menulis dengan mahasiswa semester 3, di ruang FIB 217, Jumat, 17 November 2023.
Rusdin Tompo yang dikenal sebagai pegiat literasi, hadir berdasarkan surat Ketua Departemen Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya, Prof Dr Gusnawaty, M.Hum.
Dalam surat permohonan menjadi dosen praktisi disebutkan bahwa dosen praktisi dilaksanakan untuk mendukung program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
Pammuda, SS, M.Hum, dosen Departemen Sastra Daerah, sekaligus Sekretaris Departemen Sastra Daerah FIB Unhas, mengatakan, kelas praktisi mengajar ini akan dilakukan sebanyak 3-4 pertemuan.
Selain Rusdin Tompo yang mengisi mata kuliah Kemahiran Menulis Bahasa Bugus-Makassar. Juga ada Hasmawati, SS, M.Hum untuk mata kuliah Bahasa Indonesia Akademik dan Charmilasari, SS, M.Hum untuk mata kuliah Dialektologi.
Rusdin Tompo memulai materinya dengan bercerita tentang seorang murid Sekolah Dasar bernama Citra, yang lagi getol-getolnya menulis.
Murid kelas 4 di SD Negeri Borong itu bahkan sudah membuat bionarasi singkat tentang dirinya sebagai penulis. Tulisan-tulisannya rencananya akan diterbitkan menjadi buku.
Kepada mahasiswa yang hadir saat itu, Rusdi menyampaikan kadang seseorang tak menyadari potensinya dalam menulis. Padahal semua sudah punya pengalaman menulis sejak SD melalui pelajaran mengarang atau saat mengerjakan soal-soal esai.Dia juga seperti itu. Meski sudah lama menulis tapi belum menjadikan aktivitas menulis sebagai profesi.
Pada tahun 2014, Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan itu kemudian memantapkan diri sebagai penulis profesional.
Di pertemuan pertama, Rusdin Tompo yang alumni Fakultas Hukum Unhas angkatan 87 lebih banyak memberikan motivasi. Dia mengajak mahasiswa untuk menulis tentang kehidupan mereka sebagai mahasiswa atau tentang dunia kampus. Kalau mereka punya keresahan atas situasi tertentu, menulislah. Karena itu pertanda kepedulian dan sikap kritis.
Sama seperti para komika yang melontarkan lelucon atau jokes sebagai respons atas situasi di sekitarnya atau pencipta lagu koplo yang menggubah suasana patah hati dengan nada yang bisa dipakai bergoyang. Penulis juga memanfatkan keresahan, kepedulian dan sikap kritis menjadi karya kreatif. Dengan menulis maka akan mendorong kita membaca agar basis argumentasi kita terstruktur secara baik.
Pammuda, yang juga pengampu Mata Kuliah Kemahiran Menulis Bahasa Bugis-Makassar, pada awal perkenalan, menyampaikan bahwa dia pernah menghadiri peluncuran dan diskusi buku kumpulan puisi “Mantra Cinta” karya Rusdin Tompo. Karena itu, dia meminta mahasiswa memanfaatkan kelas praktisi mengajar ini dengan baik untuk memperoleh pengalaman proses kreatif menulis.
Rusdin Tompo lalu menjadikan buku “Mantra Cinta” itu sebagai contoh, proses kreatif dan pendokumentasian karya. Dia juga mencontohkan pentingnya mahasiswa FIB merawat nilai budaya dan kearifan lokal Sulawesi Selatan, dengan bercerita tentang peoses di balik lahirnya puisi “Panggil Aku Daeng” yang dibuat tahun 2017.
Seorang mahasiswa mengungkapkan pengalamannya menulis di buku diary dan puluhan puisi. Namun tulisan dan puisi-puisinya tidak berjejak lagi karena tidak dibukukan.
Di akhir pertemuan, mahasiswa menyampaikan kesannya. Ada yang mengatakan bahwa mereka mendapatkan motivasi untuk berani menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan, sesederhana apapun itu. Ada pula yang mengemukakan, bahkan mereka mendapat materi parenting berdasarkan pengalaman interaksi Rusdin Tompo dengan anak-anak sebagai pegiat Sekolah Ramah Anak. (TIA)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button