Sosok

Elly Idris Legenda Bola Nasional dari Pulau Buru

Oleh : Dr. M.J. Latuconsina,S.IP, MA (Staf Dosen Fisipol Universitas Pattimura Ambon)

”Sepak bola itu seperti kehidupan-ia membutuhkan ketekunan, penyangkalan diri, kerja keras, pengorbanan, pengabdian, dan penghormatan terhadap otoritas.”(Vince Thomas Lombardi).

Hingga saat ini tidak banyak yang tahun jika Pulau Buru pernah memiliki pemain bola level nasional. Bahkan bukan saja pemain bola nasional asal bumi minyak kayu putih itu menghiasi liga nasional Galatama di era 1980-an-1990an lampau, tapi figur dimaksud pernah terhimpun dalam di Tim Nasional (Timnas) Indonesia, yang bermain sampai dengan level Asia. Sosok tersebut tak lain adalah Elly Idris, ia lahir di Namlea, Pulau Buru pada 4 November 1962 lampau.

Di masa remajanya di Namlea, ia tak pernah bermimpi untuk hengkang ke Pulau Jawa guna mengadu nasib dengan mengolah si kulit bundar, untuk menjadi seorang pemain bola professional di level nasional. Hidupnya bak air yang mengalir dari hulu ke hilir begitu saja, tanpa ia merakayasanya melalui sebuah impian sejak awal, dengan cita-cita untuk menjadi pemain bola di tingkat nasional. Hingga suatu hari seorang dokter bernama dr. Zulkifli Amin diam-diam mengamati bakatnya dalam mengolah kulit bundar di tempat kelahirannya Pulau Buru tersebut.

Hal ini diceritakan Elly Idris dalam wawancaranya di website skor.id pada 30 November 2020 lalu. Ia mengisahkan, “saat saya masih baru lulus SMP lalu sekolah level SMA, saya setiap sore bermain sepak bola tanpa alas kaki di kampung saya di Pulau Buru.” ”Ketika jelang sore suatu hari saat saya main, ada satu dokter asal Jakarta yang melihat,”. “Dokter ini lalu bertanya ke orang-orang sekitar, siapa saya ? Akhirnya, ayah angkat saya pun bertemu dengan dokter ini.”

Ayah angkatnya lalu mengatakan kepadanya soal tawaran sang dokter yang bernama Zulkifli Amin itu. Menurut Elly, dr Zulkifli Amin ingin membawanya ke Jakarta agar bakat sepak bolanya terasah dan sang ayah angkat memberikan pilihan keputusan kepadanya.

“Tanpa pikir panjang, saya pun mengatakan mau saja. Meski ini hal yang baru dan menantang, saya teringat dua senior saya,” kata Elly Idris. Tangan dingin dokter tersebut, yang kemudian merubah nasib Elly Idris dari pemain bola usia remaja kampung, yang tak diperhitungkan sama sekali menjadi seorang pemain bola di level nasional.

Tatkala tiba di Jakarta, Elly Idris pun didaftarkan ke tim junior PS Jayakarta, klub anggota Galatama. Kala itu, PS Jayakarta termasuk tim elite dari kompetisi semi-pro itu. Sekitar 10 bulan berlatih, Elly Idris naik level ke tim senior PS Jayakarta dan jadi bagian klub itu menembus posisi dua Galatama musim 1980-1982. Elly sempat disertakan dalam kompetisi Galatama. Diantaranya dalam final yang mempertemukan Jayakarta melawan Niac Mitra, di Surabaya. Hasilnya tim Jayakarta berhak atas predikat runner up, kala itu.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2Next page

Berita Serupa

Back to top button