Di Rekonsiliasi Pelauw – Kariuw, Kapolda Sebut Ada 52 Titik Konflik Lain di Maluku Terus Berulang
potretmaluku.id – Pekerjaan kita ini tidak hanya soal rekonsilisasi Pelauw – Kariuw saja, tapi di Maluku ini ada 52 titik konflik yang terus terjadi dan terus berulang.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Irjen Pol Lotharia Latif menghadiri pertemuan rekonsiliasi antara warga negeri Pelauw – Kariuw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Senin (14/11/2022).
Pertemuan rekonsiliasi yang digelar di lantai VII Kantor Gubernur Maluku ini, juga dihadiri Deputi I Kantor Kesektariatan Presiden, Febri Calvin Tetelepta, Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Ruruh Aris Setyawibawa, Penjabat Sekda Maluku, Sadali Ie, dan Penjabat Bupati Maluku Tengah Muhammat Marasabessy.
Hadir pula para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh pemuda dari kedua negeri, Pelauw dan Kariuw.
Kapolda Irjen Latif dalam sambutannya mengajak seluruh elemen masyarakat di Maluku, khususnya negeri Pelauw dan Kariuw untuk menyatukan tekad secara bersama-sama, guna mewujudkan Maluku yang Aman, Damai dan Sejahterah.
Kepada Deputi I KSP, Febry Tetelepta, Kapolda juga berharap agar persoalan yang kerap terjadi di 52 titik di Maluku juga menjadi perhatian pemerintah pusat.
“Kami mohon Pak Febry persoalan lain juga bisa memberikan masukan dan diangkat di tingkat pusat, tidak hanya persoalan Pelauw – Kariu saja,” ujarnya.
Irjen Latif katakan, ada sebanyak 52 titik konflik juga perlu ditangani bersama. Agar apa yang disampaikan oleh Penjabat Bupati Maluku Tengah, yakni Pela Gandong, Katong Samua Basudara tidak hanya bagus di slogan, tidak hanya bagus di spanduk dan tidak hanya bagus di baliho, tapi benar-benar terwujud dan tertanam dalam diri, batin kita, saling menghargai, saling menghormati antar sesama, hidup berdampingan dan juga menghormati perbedaan-perbedaan yang lain.
“Ini yang paling penting sebelum kita bicarakan hal-hal yang lain,” pinta Irjen Latif.
Ia menuturkan kurang lebih setahun dirinya bertugas di Maluku, yang dikenal sebagai Provinsi Para Raja-raja. Meski belum terlalu lama, namun rasa memiliki untuk menjaga serta membangun daerah ini aman, damai dan sejahterah semakin kuat.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi