Direktur AMO Diminta Bicara pada Pertemuan Tahunan Kota Kreatif UNESCO di Jinju Korea
potretmaluku.id – Direktur Ambon Music Office (AMO), Ronny Lopies diundang sebagai pembicara pada Pertemuan Tahunan Kota Kreatif Unesco Sub-Jaringan Kerajinan Dan Kesenian Rakyat di Kota Jinju, Republik Korea, Oktober 2022 mendatang.
“Kota Jinju di Republik Korea, akan menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan 2022 Kota Kreatif Kerajinan dan Kesenian Rakyat (Craft And Folk Art) UNESCO,” ujar Ronny yang juga Focal Point Ambon UNESCO City of Music ini, kepada potretmaluku.id, Sabtu (17/9/2022).
Menurut Ronny, Pertemuan Tahunan Sub-Jaringan Kerajinan ini, akan digelar dari 19 hingga 21 Oktober 2022, bertepatan dengan Biennale Day: Experiencing Jinju World Folk Arts Biennale.
Ronny terpilih sebagai satu-satunya perwakilan dari Kota Kreatif Unesco Berbasis Musik, yang akan hadir sebagai pembicara pada Pertemuan Tahunan Kota Kreatif Unesco Kerajinan dan Kesenian Rakyat ini.
Sebelumnya Ronny yang juga sempat diundang ke Jinju pada Agustus 2022 lalu, di ajang pertemuan tahunan kali ini akan menjadi penghubung dan inisiator Hubungan Antara Kota-Kota Kreatif Berbasis Kerajinan dan Kesenian Rakyat Unesco.
Disesuaikan dengan tema “Konvergensi dan Kolaborasi Antara Kota-Kota Kreatif” yang diangkat pada pertemuan ini, maka Ronny Loppies sebagai pembicara dari Kota Kreatif Musik akan disandingkan dengan Giuseppe Biagini (TKI Foundation), Peter Ives (Santa Fe) Dan Vittoria Salmoni (Fabriano) Dari Kota-Kota Kreatif Kerajinan Dan Kesenian Rakyat.
Bagaimana bentuk konvergensi dan kolaborasi yang akan dilakukan setelah pertemuan tahunan ini? Selaku Direktur AMO pada kunjungan sebelumnya ke Jinju (27 Agustus-10 September 2022), Ronny telah melaksanakan pertemuan dan membicarakan kemungkinan kerjasama antara Ambon Unesco City Of Music dengan Jinju Unesco City Of Craft And Folk Art.
Alhasil, kata Ronny, pertemuan dengan Kyoo-Il Jo (Wali Kota Jinju) dan Jinju Artist Residence (Jar) berdampak pada kesediaan Kota Jinju untuk menerima satu musisi Ambon ke kota ini dan menetap selama 1 bulan (Residence Musician), kemudian berkolaborasi dengan musisi Jinju (September – Oktober 2022).
“Selanjutnya pada pertengahan Oktober 2022, kita akan mengirimkan 1 grup musik ke Jinju, untuk selama satu minggu tampil pada acara Biennale Day: Experiencing Jinju World Folk Arts Biennale,” terangnya.
Semua pembiayaan musisi Ambon ke Jinju, kata Ronny, akan disediakan oleh pihak Jar Republik Korea.
“Saya Sudah Bertemu Wali Kota Jinju Yang Difasilitasi Oleh Pro Byung Hoon Jeong (Focal Point Of Jinju) Pada Tanggal 27 Agustus 2022, dalam perjalanan saya sebagai pembicara dari Daegu Global Forum, dan akhirnya Ke Ulsan Asia Pasific Music Meeting (Apamm) sebagai Steering Committee,” ungkap Ronny.
Wali Kota Jinju, disebut Ronny, sepakat untuk membangun kerjasama jangka panjang dalam bentuk budaya dan diharapkan akan meningkatkan hubungan kintas Jejaring Kota Kreatif, dan meningkatkan kualitas serta hubungan musisi dalam berkarya dan berkolaborasi dengan musisi dari Ambon City Of Music.
Ronny menuturkan, Jinju adalah kota di bagian Tenggara Republik Korea, dengan populasi 360.000 jiwa dan diakui sebagai salah satu kota seni dan budaya terkemuka di negara ini.
“Di bidang kerajinan, terdapat 3 item warisan budaya takbenda Gyeongnam, yaitu pembuatan furnitur kayu, pembuatan pisau hias dan kerajinan logam, serta industri sutra Jinju, yang memiliki sejarah 1.000 tahun. Jinju memiliki 185 produsen yang mempraktikkan kerajinan tradisional dan 54 perusahaan di industri sutra,” paparnya.
Berdasarkan aset budaya ini, tambah Ronny, Jinju telah mengembangkan industri pariwisata kreatifnya dengan mengadakan lebih dari 10 festival seni dan kerajinan setiap tahun, termasuk Festival Yudeung Namgang Jinju, Festival Tari Dan Drama Topeng Jinju, dan Pameran Sutra Jinju.
Untuk mendorong kegiatan kreatif seniman di sektor kerajinan dan seni rakyat serta untuk berkontribusi pada misi keragaman budaya Uccn, lanjut Ronny, Jinju telah memprakarsai Biennale Kerajinan Dunia dan Seni Rakyat.
Ronny menuturkan, sebuah acara pendahuluan, World Folk Arts Gala Show, diadakan pada 2018 dan Biennale pertama diadakan pada Mei 2019, dengan fokus utama pada seni rakyat. Namun, untuk Biennale 2021, kerajinan dan seni rakyat diperkirakan akan menjadi daya tarik utama.
“Semoga perjalanan kolaborasi musik antara Jinju dan Ambon, akan terus berlanjut dan berdampak pada pembangunan budaya kedua kota,” harapnya.(TIA)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi