Kutikata

Berkat Samonti

KUTIKATA

Oleh: Eltom (Pemerhati Sosial)


Berkat tar lari” (=berkat tidak ke mana-mana). Selalu tersedia, dan tidak kurang. Bahkan “biar deng kurang-kurang, mar ada” (=walau sedikit, tetapi ada).

Ada orang yang “hidop deng berkat saloko” (=ada yang hidup dengan berkat sedikit sekali – ibarat satu genggaman tangan), yang lain “dapa samonti” (=secukupnya) dan lainnya lagi “satu tanoar sepe-sepe” (=sedikit lebih banyak dan cukup untuk satu musim), mungkin yang lain lagi “dapa tambong/bombong/limpah” (=berkelimpahan).

Semua itu “Tuhan su taru” (=disediakan Tuhan) jadi “mau takotang apa?” (=mau takut apa?), asal mau hidup “turut pri’ hormat par Tuhan” (=menuruti perintah/menghormati Tuhan) dan “mau karja deng sagala bae” (=bekerja dengan baik/jujur).

Apa yang Tuhan janji, pasti genap” (=apa yang Tuhan janjikan, digenapiNya) sehingga kita harus sabar dan tekun.

Berkat saloko, samonti, satu tanoar, bombong, tambong” menggambarkan bahwa “apa yang katong parlu tu ada” (=apa yang kita perlu itu selalu ada). “Seng ada yang abis” (=tidak ada yang habis). Bila hari ini dapa “saloko” saja, “jang bilang sial” (=jangan katakan sial), sebab “dapor masi ba asap” (=dapur masih berasap; artinya masih ada sesuatu yang dimasak untuk makanan keluarga).

Kalu dapa samonti, syukur akang” (=bila dapat secukupnya, syukurilah) sebab “meja makang tar kosong” (=meja makan tidak kosong; artinya masih bisa makan untuk sekeluarga). “Kalu dapa satu tanoar sepe-sepe, jang makang warmus” (=kalau dapat banyak untuk satu musim, jangan makan berlebihan), secukupnya saja. Kalau memang yang didapati itu “tambong/bombong sampe mau tumpa-tumpa, jang lupa barbage deng balu” (=bila berkelimpahan, jangan lupa berbagi dengan janda, duda anak yatim piatu).

Berkat tu musti ator babae” (=berkat itu harus diatur agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Dan yang lebih penting adalah “jang ambel orang pung berkat” (=jangan mengambil berkat orang lain). “Tuhan su taru masing-masing deng dia pung tiap-tiap” (=Tuhan sudah menyediakan kepada kita masing-masing berkat sesuai dengan keadaan diri kita). “Jadi angka syukur” (=bersyukurlah).

Salamat hari raya “bakambar“: Lebaran 1 Syawal 1442 H dan Kenaikan Yesus Kristus ke Surga (13 Mei 2021)

Ini “berkat dobol, lebe dari samonti lai”

Kamis, 13 Mei 2021
Pastori Jemaat GPM Bethania, Dana Kopra-Ambon


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button